Oleh: Ryan Santur
Bagaimana Anda (sebagai pengikut Kristus) memaknai atau menghidupi sikap menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Berikan dengan contoh masing-masing poin di atas. Simak ulasannya di bawah ini!
Baca Juga: Bible For Kids: Anak mencintai Kitab Suci
Perikop Lukas: 9:23-24; “Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”
Basis keselamatan orang Kristen ialah Kristus. Yesus Kristus adalah Sang Penyelamat. Hanya melalui Dia manusia bisa memperoleh keselamatan. Maka yang dibutuhkan adalah iman kepada Kristus. Iman memungkinkan umat Kristiani bisa mengikuti Kristus. Namun, dalam mengikuti Yesus dengan hanya bermodalkan iman tanpa aksi nyata juga tidak efektif.
Yesus sendiri bersabda: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”
Jelas bahwa keselamatan terpatri dalam tiga aspek yakni menyangkal diri, memikul salib setiap hari dan mengikuti Yesus. Ada pun pemaknaan masing-masing ketiga aspek tersebut.
Pertama, Menyangkal diri. Menyangkal diri berarti mengutamakan Kristus dan kebajikannya serta menomorduakan kecenderungan hasrat dan keinginan pribadi. Dengan kata lain menyangkal diri berarti penguasaan diri terhadap semua kecenderungan lahiriah dan mengarahkan hidup pada Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Basis penyangkalan diri adalah pemahaman bahwa keselamatan hanya berasal dari Kristus sendiri.
Contoh bentuk penyakalan diri: Biasanya pada hari Minggu saya lebih memilih nyaman di rumah atau jalan-jalan ketimbang pergi ke gereja. Maka resolusi sebagai bentuk penyangkalan diri dengan mulai rajin ke Gereja. Aktif dalam kegiatan rohani.
Baca Juga: Rindu Meneguk Sabda Suci (Puisi)
Kedua, memikul salib. Pemaknaan kata “salib” diasosiasikan dalam fenomena kehidupan sehari-hari. Salib berarti situasi atau peristiwa yang menantang eksistensial manusia. Salib identik dengan penderitaan. Namun sebagai orang Kristen salib bukan untuk dihindari tetapi dijalani, dihadapi. Kristus yang adalah Tuhan telah memberi teladan bagi para pengikut-Nya tentang bagaimana menyikapi persoalan sebagai “salib” kehidupan, Ia memikul Salib dan bahkan hingga wafat di Salib.
Puncak dari penderitaan Kristus yang memikul salib dan bahkan mati di salib ialah kebangkitan-Nya. Karena itu dengan bersedia memikul salib kehidupan sehari-hari, umat Kristen layak disebut sebagai pengikut Kristus dan pada akhirnya memperoleh keselamatan dalam Kristus.
Contoh praktis memaknai salib dalam konteks kehidupan sehari-hari yakni orang tua. Sebagai orang tua mereka bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan membiayai pendidikan anak-anak. Pengabdian mereka total. Contoh lain: para penderita penyakit tertentu. Dengan menerima kenyataan dan tanpa mengelaknya, kita telah mengambil bagian dalam memikul salib kehidupan kita sendiri.
Baca Juga: Santo Peregrinus Laziosi, OSM (1265-1345): Pelindung Penderita Kanker (PestanyaDirayakan Pada 4 Mei)
Ketiga, Mengikut Aku (Yesus). Menyangkal diri dan memikul salib setiap hari adalah prasyarat mengikuti Kristus. Mengikuti Yesus menjadi alasan menjadi orang Kristen. Karena dengan mengikuti Kristus, Gereja akan menemukan kebenaran Kerajaan Allah yang sesungguhnya. Bentuk nyata komitmen mengikuti Yesus adalah melalui tindakan hidup saya dengan sesama dengan meneladani cara hidup Kristus. Tindakan atau sikap hidup menjadi ukuran sejauh mana para pengikut Kristus benar-benar menjadi pengikut Kristus yang sejati. Contoh: sikap saling membantu, menolong orang yang membutuhkan bantuan kita, serta berbuat baik.
Penulis, Lahir di Mano-Manggarai Timur
No comments:
Post a Comment