Oleh: Sr. M. Ningsi Natalia Natasian,
Novis tahun kedua Suster-suster Puteri Bunda Hati Kudus
Hidupku terasa bahagia, tenang, bersyukur dan tentram saat mendapatkan apa yang kuinginkan. Bahagia ketika aku mampu membalikkan telapak tanganku; dan juga ketika aku tak mampu membalikkan telapak kakiku.
InspirasiINDO.Com-Pengalaman mengenal lingkungan Sekolah Pius Pemalang; memberikan perubahan yang baik dalam diriku. Kebahagiaan yang kualami dalam proses menapaki panggilan Tuhan melalui Kongregasi Puteri Bunda Hati Kudus diperkuat dengan cinta yang terpancar dari hati Para Suster PBHK saat memimpin dengan kerendahan hati persekolahan yang bernaung di bawah Yayasan Asti Dharma, milik para Suster PBHK.
Baca: KisahKeseruan Libur Natal dari Beberapa Siswa Kelas Enam SD PIUS Pemalang
Kebahagiaan dan cinta tulus yang dibagikan oleh Para Suster, Para Guru dan Karyawan, serta Murid-murid; menjadi tanda Spiritualitas Hati yang nyata, sehingga saya pun semangat dalam kebersamaan selama di lingkungan Sekolah Pius Pemalang.
Pertama kalinya hatiku luluh untuk tertarik menjadi guru, yang merupakan profesi tak kusukai sejak kecil. Hal tersebut disebabkan adanya negative thinking about myself yang kurang sabar. Namun tidak ada yang tidak mungkin. Justifikasi pribadi dan anggapan orang tentang siapa aku “yang sesungguhnya” bukan sesuatu yang permanen. Minimal perasaan saya saat ini yang merasa terkesima dengan menjadi guru membuktikan saya bisa.
Baca: Mariadalam Genggaman Allah (Sebuah Percakapan Hati)
Ketertarikan menjadi guru, muncul karena perasaan bahagia! Saya merasa bahagia ketika menemani, dan mendampingi pembelajaran anak-anak. Dan saya percaya perasaan bahagia yang saya alami ini merupakan anugerah Tuhan.
Penulis, berasal dari Maluku Tenggara
Sedang berada di Pemalang-Jawa Tengah dalam rangka menjalani masa orientasi.
No comments:
Post a Comment