Iklan

Keterlibatan Gereja dalam Pendidikan Karakter Kaum Muda

Redaksi
Monday, 23 May 2022 | May 23, 2022 WIB Last Updated 2022-08-26T13:51:37Z

 Keterlibatan Gereja dalam Pendidikan Karakter Kaum Muda


1. Pengantar

Kehadiran kaum muda dalam Gereja sangat penting. Kaum muda bukan hanya dipahami sebagai generasi masa depan Gereja melainkan generasi Gereja saat ini dan yang akan datang. Eksistensi kaum muda dalam Gereja merupakan eksistensi kekinian. Kaum muda hidup saat ini dan di sini, hic et nunc. Karena itu Gereja perlu menyadari kehadiran dan keterlibatan aktif kaum muda dalam mengembangkan iman mereka di dunia saat ini. Gereja perlu memperhatian perkembangan iman kaum muda. Kaum muda perlu dibekali dengan aneka kegiatan sebagai wujud nyata sumbangsih sekaligus kesadaran akan urgensitas pembinaan atau bimbingan terhadap kaum muda.

Diakui bahwa salah satu krisis yang mengeruk kemapanan kesejatian iman kaum muda saat ini ialah krisis identitas. Tidak jarang orang seperti berada di persimpangan jalan ketika berhadapan dengan arus globalisasi yang kian maju. Kemajuan dunia tentu membawa banyak keuntungan sekaligus juga tantangan baru, yang mana membutuhkan kesiapsediaan masing-masing pribadi agar tidak terjebak dalam pusaran absurditas.

Jalan yang perlu diperhatikan sebagai antisipasi degradasi identitas kaum muda yakni menyimak kembali pendidikan karakter. Gereja harus mampu menggerakan kekuatan kawula muda untuk menjadi generasi yang tangguh pada masanya. Kemampuan untuk mengerti dan berempati kepada mereka dalam pergumulan sangatlah menunjang mereka menjadi sosok yang tangguh dalam perjalanan kehidupan yang sedang dicarinya (Herawati Barus, 2019,37). Fokus tulisan ini ialah keterlibatan Gereja dalam pendidikan karakter kaum muda, secara khusus kaum muda katolik.

2.     Urgensi Pendidikan Karakter

Apakah pendidikan karakter itu? Sejauh mana pendidikan karakter urgen bagi manusia? Pertanyaan tersebut kiranya menjadi pertanyaan bersama semua orang. Dewasa ini diskursus mengenai karakter bukan sesuatu yang baru. Bahwasannya karakter eratkaitannya dengan aspek kemanusiaan manusia (actus humanus). Sehingga tidak jarang orang berkomentar “perlu revolusi mental” ketika berhadapan dengan kenyataan sikap manusia yang melenceng dari kewajaran.

Karena itu, pendidikan karakter memaksudkan implementasi nilai moral. Sehingga pendidikan karakter menjadi amat penting bagi manusia. Lebih dari pada itu peran pendidikan karakter tidak sekedar menunjukkan pengetahuan moral, tetapi juga bagaimana mencintai dan mau melakukan tindakan moral (Sudrajat, 2011). Pendidikan karakter tidak efesien apabila berhenti pada ruang diskursus. Sebaliknya daya guna terpatri pada sikap hidup yang konkret dalam hidup sosial-masyarakat.

3.      Keterlibatan Gereja

Gereja ialah himpunan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Gereja tidak diasosiasikan pada individu tertentu atau berhenti pada profesi tertentu. Gereja adalah semua umat kristiani. Sebagai umat beriman kristiani, keluhuran hidup terletak pada menjalankan apa yang dihendakki Kristus sendiri yakni pewartaan Karya Allah dan Kerajaan-Nya. Nilai-nilai kristiani yang perlu dicermati ialah iman, harapan dan kasih. Ketiga nilai tersebut kiranya dapat dipahami sebagai pilar yang menjadi rujukan ketika membicarakan tentang karakter kristiani.

Disadari pula bahwa berbicara mengenai Gereja dan kaitannya dengan peranannya dengan karakter kaum muda bukanlah hal yang mudah. Sebab kaum muda katolik adalah bagian dari Gereja itu sendiri. Dalam uapaya menegakkan identitas keanggotaan Gereja, kaum muda perlu didampingi terutama dalam aspek pembentukkan karakternya. Lantas apakah langkah praktis yang perlu dijalankan dalam upaya menunjang optimisme pendampingan Gereja terhadap kaum muda? Hal ini bisa disiasati melalui workshop, seminar atau pun katekese.

Gereja dapat juga dipahami sebagai rumah bagi kaum muda, tempat mereka meneukan talenta dan tempat mereka mempersiapkan diri untuk pelayanan mesti tetap antusias mendampingi kaum muda (Bdk, Caroline Nugroho, 2019, 80-81). Maka Gereja perlu bergerak memikirkan sebuah pembaruan kreatif dan fleksibel di mana orang muda hadir membentuk sebuah kerasulan baru yang lebih dinamis dan aktif (bdk. Dokumen Akhir Sidang Umum Biasa XV Sinode Para Uskup 2018 No.143). Salah satu ruang yang bisa menjanjikan pertumbuhan iman dan semangat hidup menggereja kaum muda ialah katekese. Tempat-tempat tersebut meneruskan warisan iman bagi kaum muda.

4.      Kesimpulan

Kaum muda adalah bagian dari Gereja dan sekaligus juga generasi bangsa. Sebagai anak-anak bangsa dan anggota Gereja, kehidupan mereka perlu diperhatikan. Keprihatinan terhadap kehidupan mereka memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Gereja dan menjanjikan generasi penerus bangsa yang mumpuni dan layak untuk diandalkan. Sebagaimana diuraikan di atas bahwa basis tranformasi dirajut dengan mengembangkan kualitas-kualitas kaum muda dengan pendidikan karakter.

Baca Juga: Bible For Kids: Anak mencintai Kitab Suci

Baca Juga: MengikutiTuhan: Belajar dari Santa Yuliana Falkonieri, Orang Kudus OSM

Baca Juga: Pergilah Kasih dan Lupakan Semua Tentang Kita (Cerpen: Adryan Naja)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Keterlibatan Gereja dalam Pendidikan Karakter Kaum Muda

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan