Oleh: Maria Kanosa Bamul
Skenario Semu
Hadirmu hanyalah senja,
Yang hadir tanpa berpamitan.
Begitupun diriku Yang tidak mengharapkan kedatanganmu.
Bisakah kamu mengerti tentang hal itu?
Skenariomu memiliki banyak cara hingga sulit dipastikan dan
dipahami.
Dirimu meronta-ronta hanya dalam semu belaka.
Bisakah kau tidak berekspektasi lagi, agar tidak merasa
menyakitimu lebih dalam.
Sebab tempat yang kau anggap baik, itu hanyalah secercah
sebuah penjara yang tersamarkan.
Jangan heran ekspetasi tak seindah kenyataan,karna ini dunia
nyata bukan khayalan.
Mendung
Langit disini sedang mendung..
Tidak ada awan yang mengintip
Di sela-sela awan.
Pagi yang murung..
Langit hitam bagaikan arang
Mentari tertutup mendung
Raga hati mengelabu
Dingin menggebu-gebu
Akankah hari ini cerah?
Yang ada hanya gundah
Berharap hilangnya resah
Dan hadirnya pelangi indah..
Balasan mendung
Mendung di pagi hari
Membawa isyarat hujankan kembali.
Sama seperti dirimu yang hadir
Ketika kamu tak baik-baik saja
Seberapa sering kamu usik
Seberapa sering kamu terganggu?
Banyak orang menjadi imbasnya
Karena pemikiranmu.
Mendung semakin hitam
Sama seperti rasa yang mulai suram dalam dirimu..
Bisakah kau mengerti tentang
Kesuraman dalam diri itu?
Aksara hitam mulai menyebar
Namunku tetap sabar
dalam penantian
Tentangmu
Aku merindukanmu tanpa batas.
Meski rasamu telah hilang tak berbekas.
Rindu ini tak pernah berujung.
Bahkan saat hati kita tak lagi saling terhubung.
Aku tak mampu menghapus kenangan tentangmu.
Saat rindu untukmu telah menjadi separuh nafasku.
Terus mengalir tanpa henti.
Tanpa pernah bisa ku akhiri.
Sejuta kenangan yang kau ciptakan.
Tak mampu ku hapuskan.
Dan rasa rindu yang kusimpan.
Tak bisa tersampaikan.
Penulis Adalah Mahasiswa UNIKA St Paulus Ruteng, Prodi
Bahasa dan Sastra.
No comments:
Post a Comment