Iklan

Puisi-puisi Krisanto M. Lafu Babu

Tuesday, 15 November 2022 | November 15, 2022 WIB Last Updated 2023-02-01T13:55:38Z

 

Puisi-puisi Krisanto M. Lafu Babu
Puisi-puisi Krisanto M. Lafu Babu

Oleh: Fr. Krisanto M. Lafu Babu, OSM

Tuhan

Dalam kemanuasianku yang normal aku memuji Tuhan

Kuungkapkan Kata indah dalam melodi dan iram hati

Dalam Lantunan Lagu Dan Puisi Yang Diiringi Syair Klasik

Hati Bergema Ingin Berjumpa Dengan-Nya

Rasa Terus Bergelora

Bagaikan Hempasan Ombak Yang Terus Berkecamuk

Ada Seribu Kisah Dan Peristiwa Yang Datang Dan Pergi

Tiada Kasih Yang Indah Selain Kasih Tuhan

Alam Raya Karya Tangan-Nya

Denyiut Nadi Bergetar Dan Bersuara Tentang Dia

Yang Telah Melakukan Segalanya

Sungguh Ajaib Karya-Mu Ya Tuhanku

Tak Ada Yang Dapat Membandinginya

Hanya Kata Dan Ucapakan Syukur

Yang Dapat Kulantungkan

Mengingat Kedhasyatan-Mu Ini

Aku Kagum Akan Kasih-Mu

Kasih Yang Tidak Mempertimbangkan Keuntungan

Dan Menyesali Kerugian Serta Kemalangan

Tuhan Betapa Ajaib Kasih-Mu                                                                        

KUTERIAKAN RINDU

Lambaian Tanganmu Hanyut Sekejap  Ditelan Kegelapan

Engkau Mengukir Rindu Yang Telah Lama Bersahabat

Engaku Menghampakan Hati Yang Telah Nyaman

Engkau Tidak Ada Bedanya Dengan Penjahat Itu

Ku Terdiam seribu Bahasa

Menangis Menahan Rindu

Mengusik Derita Hati Ini

Membuka Bendungan Derita Cinta

Detak Jantung Meringis Kesakitan

Menembusi Keramaian Sudut Kota Itu

Tak Satupun Ikut Menangisiku Nasib Ini

Engkau Yang Mudah Berjanji Sulit Melakukanya

Rintikan Air Hujan Membasahi Hati Yang Gersang

Dan Ingin Mengobati Rindu

Yang Selalu Mengoyahkan Tubuh

Namun Pijakanku Masih Kokoh Kuat

Kutitipkan Doa Dalam Rindu

Kuteriakan Cintaku Kepada Rindu

Kubicara Seolah-Olah Menyumpai Rindu

Semoga Rindu Bersemi Memberi Kehidupan

KASIHAN NEGERIKU

Tetesan air hujan yang t’rus membasahi tetumbuhan

Lembah sungai bergelora tergenang air hujan

Tak membandingi tetesan air mata rakyat

Yang terus meratapi alam semesta yang kian ter-evolusi

Hatiku bagaikan tanah tandus nan gersang

Ketika melihat alam semesta yang tak lagi perawan

Bunyi kicauan burung pun semakin asing kudengar

Mungkinkah inikah  zamannya metropolitan?

Mungkin aku berada di kota city!

Namun banyak orang tidak mau mengindahkan semua itu

Penggusuran dimana-mana, penebangan tanpa alasan

Akhirnya beranjak mengakibatkan erosi

Karena mengejar rupiah yang semata sesaat

Membuat revolusi tak berlandaskan reboisasi

Padang gurun hasil dari lembah dan hutan rindang yang t’lah digundul

Air PAM hasil renovasi dari sumber mata air yang telah hilang

Kasihan Negeriku kini jadi padang belantara.

 Menanggung derita tiada tara

Akan kekhilafan yang tak disadari

 

 

 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Puisi-puisi Krisanto M. Lafu Babu

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan