******
Satu bulan lebih aku merasa takut dan kawatir akan apa yang belum bisa dipastikan terjadi dalam kehidupanku. Kekawatiran mengharuskan diriku menebarkan sayap ketakutan pada impianku yang belum tuntas terwujud. Di dalam hatiku hanya ingin aku tunjukkan bahwa aku bisa dan agar dia yang teristimewa dalam hidupku bisa merasakan kesuksesanku. Namun, kekawatiran dan ketakutan melilit kesuksesan yang belum tuntas terjadi pada waktu hidupku. Tapi, aku tidak memedulikan siapa pun, apa pun termasuk kesehatanku. Yang kupikirkan hanyalah bagaimana jika ini tidak bisa kuselesaikan. Sementara harapan dari semua orang yang mendukungku terus mengharapkan kesuksesan bisa kucapai. Lalu, apa yang harus kukatakan kepada ibu Martina, kalau aku gagal? apakah aku membunuh semua harapan dan angan-angan yang ibu Martina percayakan kepadaku untuk menggenapinya. Tidak Tuhan, aku tahu doaku masih dalam antrean Minggu terakhir penutupan ujian skripsi. Skripsiku pun belum di ACC juga, aku mulai ragu dan menceritakan semua ini di depan patung bunda maria yang setiap kali aku cerita dia hanya menatap dan tersenyum dan bahkan saat aku menangis dia tetap tersenyum. Ah, begitulah narasi tentang pengalamanku.
Satu hal yang paling penting bagiku dalam sejarah perjuanganku adalah menguatkan diri sendiri. Menguatkan diri sendiri pada dasarnya mampu membangkitkan semangat dalam diri. Hal itu pada gilirannya akan meningkatkan gairah berjuang. Satu hal lagi yang tidak kalah penting adalah memotivasi diri sendiri. Memotivasi diri sendiri pada dasarnya mempunyai daya yang mendorong diri sendiri untuk terus melanjutkan perjuangan walau terkadang tertidur lelap di atas kemalasan. Tapi, semuanya itu harus disertai dengan doa. Sebab, sehebat apa pun seseorang, jika tanpa doa perjuangannya akan menjadi hamparan ruang kosong.
Di hari terakhir penutupan ujian skripsi, aku sempat putus asa. Sebelum ke kampus aku hanya minta Tuhan, jika doaku masih dalam antrean yang panjang biar tidak apa-apa. Tapi, izinkan doa dari ibuku, Mama Martina mendahului doa dan permohonanku. Aku yakin doa seorang ibu sangat tulus dan ajaib. Aku pun terus melangkahkan kakiku ke Kampus. Sesampai di kampus aku sangat putus asa dan kecewa. Sebab, ada satu dua hal yang tidak beres. Aku telepon keluarga lalu menceritakan masalah yang kuhadapi itu dan respon dari keluarga pun tidak menghancurkan semangatku. Walaupun mereka sedikit kecewa, tapi dengan rasa kecewa itu mereka berusaha menguatkan diriku. Ya,,, sudahlah mau bagaimana lagi mungkin prosesmu beda dengan yang lain, kata Ibu Martina. Sakit hati tidak bisa tertahan lagi. Mama saya, (ibu Martina) terpaksa menjawab dengan rasa kecewa, dia berpura-pura senyum walau hatinya terluka. Dalam hati kecilku pengen menangis dengan keras dan bahkan pengen menghilang dari dunia ini. Aku merasa bersalah sekali. Mama maafkan aku, bila kegagalan ini menimpa hidupku. Maafkan aku mamaku Martina. Sambil meneteskan air mataku, aku memandang foto Almh papa yang telah lama hilang dari dunia ini. Aku pun menangis dan menangis meratapi nasibku yang tidak lagi berpihak kepadaku.
Aku duduk selama beberapa jam di sudut ruangan sambil merenungkan nasib burukku. Lalu temanku memanggil namaku untuk menghadap dosen di ruangan kelas. Dalam hati ku berdoa, Tuhan aku akan terima semua ini apa pun yang terjadi, lama aku menunggu di dalam ruangan kelas itu. Tak lama kemudian salah satu temanku menyerahkan skripsi yang bertuliskan ACC dan sudah ditanda tangan. Aku terkejut,,, dan spontan aku teriak mama Martina keajaiban doa mu sudah terjadi di hari ini. Kejutan besar untukmu mamaku. Hari pun berlalu. Akhirnya tiba saatnya untuk menyelenggarakan sidang skripsi. Selesai sidang skripsi, aku langsung mengirimkan foto ke mamaku. Tak lama kemudian, mamaku menelepon saya. Suara mamaku sangat girang sambil meneteskan air mata dari pipinya.
Enu, sebelumnya aku berterima kasih kepadamu. Aku tahu engkau sangat lelah, namun sekarang engkau lega. Tidak ada kegagalan ketika kamu berani menghadapinya. Walau terkadang engkau sering kali mengeluh, takut, cemas dan kwartir akan apa yang terjadi. Tidak apa-apa enu. Jika kamu berani mengalahkan rasa takutmu, engkau akan menang. Hanya orang yang berani dan kuat yang bisa mencapai puncak dari perjalanan. Segala sesuatu terjadi pada saat yang tepat enu. Sekarang giliranmu merayakan kemenangan dalam hidupmu enu. Sekali lagi terima kasih atas perjuanganmu. Engkau telah membuatku tersenyum untuk selamanya di dunia ini. Kesuksesanmu adalah bagian dari harapan yang telah ada sejak engkau di dalam kandunganku. Aku sangat bahagia enu, aku sangat bahagia ketika kesuksesan berpihak padamu enu. Aku yakin kamu sangat bahagia saat ini. (Mamaku dengan suara tergesa-gesa melantunkan ayat-ayat cinta untukku). Sambil menutup telepon mamaku menangis tersedu-sedu di kejauhan sana.
Mama, aku sangat bahagia hari ini. Aku berterima kasih kepadamu yang sudah sekian lama menemani diriku dan menguatkan diriku Ketika jatuh. Aku tahu, engkau sudah lama memanggul salib berat hidupku. Engkau rela memikul tanggung jawabku tanpa ada rasa bosan. Engkau adalah sosok wanita yang cantik dan terbaik dalam kehidupanku. Semuanya ini karenamu, dan olehmu dan untukmu mamaku yang tersayang. Sekali lagi mama terima kasih untuk semua jasamu yang tidak terhitung jumlahnya. Mama, tidak ada harta yang mewah dan emas yang mahal untuk membalas kebaikanmu mama. Hanya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kuberikan kepadamu mamaku yang tersayang. Doa dan harapanku untukmu semoga Tuhan memberkatimu mama, semoga mama bahagia, dan selalu sehat mamaku yang paling istimewa dalam hidupku.
No comments:
Post a Comment