Ubah Luka Jadi Cinta
Hari ini aku bangun pagi dengan mata yang sembab karena menangis seharian dari kemarin. Setelah bangun aku duduk dengan menundukan kepala sembari merapalkan seuntaian doa kepada Sang Penyelenggara kehidupan.
Tuhan terima kasih untuk berkat kehidupan yang masih kuperoleh hari ini. Tuhan pagi ini hatiku sangat sakit, aduhku pada Tuhan. Aku tak sanggup menghadapi masalah ini, terlalu berat untuk hadapi. ucapku penuh air mata. Namun aku percaya pada-Mu. Aku percaya bahwa Engkau pasti menolongku. Engkau pasti kasih jalan untukku. Semoga semua berjalan sesuai dengan rencana-Mu, harapku.
Usai berdoa aku merapikan tempat tidur, ini sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun pagi. Kemudian aku turun dari tempat tidur dan berolahraga. Karena olahraga hanya pelampiasan karena patah hati, akhirnya aku menghukum diriku dengan seet up 100 kali. Hingga selesai olahraga bagian perutku terasa sangat sakit. hahahaha itulah aku, lebih suka menyakiti diri sendiri daripada orang lain.
Hari ini aku pergi ke kampus lebih awal dengan tujuan untuk mengabari kekasihku yang mungkin dengan bergantinya hari, akan jatuh kepelukan orang lain. Kekasih yang mungkin dengan berjalannya waktu akan menjadi milik oraang lain. Entahlah...!
Dengan langkah perlahan tapi pasti aku tiba di kampus. Sampai di kampus aku langsung masuk ke kelas dan mengeluarkan laptop dari toot bag untuk koneksi dengan wi-fi. Hehehe, maklumlah aku pas lagi kere… setelah laptopku terkoneksi dengan wi-fi, aku langsung membuka facebook dan mengirimnya pesan.
Selamat pagi Am Kono, Sapaku. Bila ada kendala tak usah datang menemuiku. Aku di sini baik-baik saja. Kamu di situ tenangkan diri. Pikir baik-baik sebelum buat keputusan, supaya nanti jangan menyesal. Aku tunggu keputusanmu. Bila sudah ambil keputusan kabari aku, karena aku menunggu jawabanmu. Pesanku padanya.
Usai meninggalkan pesan padanya, aku menangis. Hatiku hancur. Sakit, iya sangat sakit. Rasa sakit dan air mata yang terus jatuh kutahan, karena aku harus mengikuti kuliah. Beginilah kalo patah hati pas masih dibangku pendidikan, aku tidak bisa berlarut-larut dengan masalah karena harus jaalankan tugas dan tanggung jawabku. Di sini aku harus pandai bertopeng untuk menyembunyikan luka, agar aku terlihat baik-baik saja seolah tak terjadi apa-apa.
aku mengikuti kuliah dengan wajah yang sumringah. Serius dan aktif mengikuti kuliah seperti hari-hari sebelumnya. Namun keadaan ini tidak bertahan lama, ketika aku menyapanya lewat chatan temanku.
Am Kono, ini sama Adele. Sapaku. Aku pun mengirimkan pesan yang sama seperti di FB, karena aku tahu bahwa dia pasti belum membacanya. Kalau memang itu kamu punya jalan terima saja. Aku tidak apa-apa. Terima itu secara baik. Karena mereka akan menjadi pelengkap hidupmu.
Dia pun awalnya memberiku jawaban bahwa ada solusi lain, namun aku tidak terima solusi itu. Karena menurutku untuk apa itu semua kalau ujung-ujungnya kita akan hidup dengan rasa bersalah. Lebih baik mengikhlaskaan.
Akhirnya dia pun menyetujui omonganku. Dan berkata kepadaku “terima kasih banyak…kalau begitu aku pamit jalan Adele, untukmu jangan lupa, kamu harus selalu bahagia.” Pesannya. Iya aman saja, aku pasti bahagia. Yang intinya kamu juga bahagia. Jawabku dengan tegarnya tapi hati tatikam sampai ke tulang sum-sum. Usai mengatakan semuanya seperti mengurangi beban yang ada dihati dan pikiranku. Namun rasa yang sesungguhnya, ingin lebih baik mati saja daripada hidup. Aku tak sanggup merelakannyaa.
Ini adalah konsekuensi yang harus aku terima. Teman-temanku mengatakan “kamu wanita hebat Adele. Kamu bisa lewati semua ini. Ikhlaskan saja tidak apa-apa pasti ada pengganti yang akan jauh lebih baik, yang akan terima kamu apa adanya”. Tapi mereka tidak tahu aku sangat terluka. Sakit hati itu hal biasa kawan, kata teman-temanku. Aku pun hanya mendengar daan bermonolog dalam diam “kamu hanya omong, tidak merasakan sepertiku. Andai kamu yang berada diposisiku, pasti kamu akan merasakan yang kurasakan.” Sayangnya setiap orang beda kisah dan bedah rasa.
***
Luka pasti sembuh sesuai dengan waktunya. Namun sampai saat itu tiba, luka memang sembuh tapi akan meninggalkan bekas. Bekas itu tidak akan pernah hilang. Ia akan tetap ada untuk menyadarkan bahwa pernah terluka.
Aku pun demikian. sakit karena luka yang kau berikan hari ini pasti membutuhkan waktu untuk sembuh. Saat ini aku memang sedang menangis, sakit dan terluka. Tapi aku percaya bahwa ada saatnya aku akan sembuh dari keterpurukan ini. Merunutku sembuh dari sakit dan luka itu gampang kalau kita memang benar-benar yakin mau sembuh. Karena semua itu ada obatnya. Tapi sakit yang sulit sembuh bagiku adalah sakit hati dan luka batin. Penyakit ini tidak ada obatnya. Itulah mengapa ada syair lagu yang bilang”lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati”. Tapi mau semanis dan sepahit apapun itu aku terima. Akan kubuktikan bahwa aku pasti bisa melewatinya.
Usai memutuskan ini semua aku merenung, meratapi nasibku yang mungkin akan kujani sendiri tanpa dia. Hatiku sesak bila membayangkan hari-hari hidupku tanpanya. Mungkin setelah tahu kepastiannya dan semuanya berlalu, aku harus belajar jadi wanita yang lebih dewasa dan bijak. Belajar untuk memulai lagi dari nol. Entahlah…!
Untukmu Am Kono, kekasihku. Terima kasih atas luka yang kau berikan. Luka ini akan kuubah jadi cinta. Agar nanti dunia tahu bahwa meskipun tak saling memiliki kita pernah saling mencintai.
Terima kasih sudah hadir di duniku. Tanpa kehadiranmu hidupku tidak akan berwarna. Untuk itu terima kasih sudah hadir dan mewarnai duniaku. Terima kasih atas kasih sayangmu, kehangatanmu, dan ketulusanmu yang kudapat.
Terima kasih sudah mengajarkan aku tentang artinya realita hidup, kesederhanaan hidup, perjuangan hidup terutama tentang kesabaran. Kamu berhasil mengubah hidupku dan meruntuhkan egoku.
Jujur aku sangat mencintaimu. Aku ingin hidup bersamamu. apapun perkataan dunia aku tak peduli. Aku akan terima semua bisikan, cibiran, hinaan dan ejekkan dunia, asal kita benar-benar saling mencintai. Tapi bagaimana kalau nyatanya salah satu dari kita hatinya sudah ada jiwa orang lain.
Luka yang hari ini kau goreskan akan menjadi sejarah dalam dunia asmaraku. Kau akan menjadi pengalaman hidup yang akan selalu kuingat. Bila kukisahkan kisah kita dari awal mungkin aku tak mengisahkannya sampai akhir karena telah hilang kesadaran. Tulisan singkat yang kukisahkan tentang hari ini saja, kutulis dengan air mata, bagaimana bila aku tulis dari awal mula kita memulia dan membangun hubungan ini. Bisa saja aku pingsan ditempat.
Kisah ini akan menjadi kenangaan terindah yang akan selalu kukenang. Kenangan ini akan kutulis dalam catatan harianku sebagai bukti bahwa kita pernah bersama dan saling mencintai.
Tak peduli aapa kata oraang nanti, tak peduli seberapa banyak pengorbanan aku, tak pedudi sebesar apa sakitnya aku, dan tak peduli sedalam apa lukanya aku. Karena semua yang kuberi itu tulus. Jadi aku tidak pernah menyesal meskipun aku jatuh berulang kali. Yang ada dalam benakku adalah rasa syukur. Apa pun kedaannya aku selalu bersykur, karena dari semuanya itu memberiku pelajaran hidup. Dan aku belajar dari situ untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih tangguh, lebih dewasa, lebih bijak dan mandiri.
Jadi untukmu Am Kono kekasihku, yang dengan berjalannya waktu akan pergi dan meninggaalkan luka, pergi saja ikuti suara hatimu. Yang intinya kamu bahagiaa dengan pilihanmu. Bila tak ingn pergi ataupun sudah pergi dan ingin kembali, kembalilah. Aku bersedia jadi rumah untukmu.
Aku akan menjadi rumah untukmu, kekasihku.
Bila tak bahagia, pulanglah.
Bila lupa jalan pulang minta tolonglah, supaya kamu jangan tersesat.
Bila jatuh dan tak bisa bangun, berusahalah untuk bangkit.
Cinta itu butuh perjuangan, pengorbanan dan ketulusan.
Sebab,
Cinta tanpa luka itu bualan.
Cinta tanpa air mata adalah semu.
Sejatinya cinta adalah merelakan.
Jadi, jalani, nikmati, dan syukuri.
Semua akan indah pada waktunya.
Karya: Adel Bete
Kamar Curhatan, 27 April 2023.
Hari ini aku bangun pagi dengan mata yang sembab karena menangis seharian dari kemarin. Setelah bangun aku duduk dengan menundukan kepala sembari merapalkan seuntaian doa kepada Sang Penyelenggara kehidupan.
Tuhan terima kasih untuk berkat kehidupan yang masih kuperoleh hari ini. Tuhan pagi ini hatiku sangat sakit, aduhku pada Tuhan. Aku tak sanggup menghadapi masalah ini, terlalu berat untuk hadapi. ucapku penuh air mata. Namun aku percaya pada-Mu. Aku percaya bahwa Engkau pasti menolongku. Engkau pasti kasih jalan untukku. Semoga semua berjalan sesuai dengan rencana-Mu, harapku.
Usai berdoa aku merapikan tempat tidur, ini sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun pagi. Kemudian aku turun dari tempat tidur dan berolahraga. Karena olahraga hanya pelampiasan karena patah hati, akhirnya aku menghukum diriku dengan seet up 100 kali. Hingga selesai olahraga bagian perutku terasa sangat sakit. hahahaha itulah aku, lebih suka menyakiti diri sendiri daripada orang lain.
Hari ini aku pergi ke kampus lebih awal dengan tujuan untuk mengabari kekasihku yang mungkin dengan bergantinya hari, akan jatuh kepelukan orang lain. Kekasih yang mungkin dengan berjalannya waktu akan menjadi milik oraang lain. Entahlah...!
Dengan langkah perlahan tapi pasti aku tiba di kampus. Sampai di kampus aku langsung masuk ke kelas dan mengeluarkan laptop dari toot bag untuk koneksi dengan wi-fi. Hehehe, maklumlah aku pas lagi kere… setelah laptopku terkoneksi dengan wi-fi, aku langsung membuka facebook dan mengirimnya pesan.
Selamat pagi Am Kono, Sapaku. Bila ada kendala tak usah datang menemuiku. Aku di sini baik-baik saja. Kamu di situ tenangkan diri. Pikir baik-baik sebelum buat keputusan, supaya nanti jangan menyesal. Aku tunggu keputusanmu. Bila sudah ambil keputusan kabari aku, karena aku menunggu jawabanmu. Pesanku padanya.
Usai meninggalkan pesan padanya, aku menangis. Hatiku hancur. Sakit, iya sangat sakit. Rasa sakit dan air mata yang terus jatuh kutahan, karena aku harus mengikuti kuliah. Beginilah kalo patah hati pas masih dibangku pendidikan, aku tidak bisa berlarut-larut dengan masalah karena harus jaalankan tugas dan tanggung jawabku. Di sini aku harus pandai bertopeng untuk menyembunyikan luka, agar aku terlihat baik-baik saja seolah tak terjadi apa-apa.
aku mengikuti kuliah dengan wajah yang sumringah. Serius dan aktif mengikuti kuliah seperti hari-hari sebelumnya. Namun keadaan ini tidak bertahan lama, ketika aku menyapanya lewat chatan temanku.
Am Kono, ini sama Adele. Sapaku. Aku pun mengirimkan pesan yang sama seperti di FB, karena aku tahu bahwa dia pasti belum membacanya. Kalau memang itu kamu punya jalan terima saja. Aku tidak apa-apa. Terima itu secara baik. Karena mereka akan menjadi pelengkap hidupmu.
Dia pun awalnya memberiku jawaban bahwa ada solusi lain, namun aku tidak terima solusi itu. Karena menurutku untuk apa itu semua kalau ujung-ujungnya kita akan hidup dengan rasa bersalah. Lebih baik mengikhlaskaan.
Akhirnya dia pun menyetujui omonganku. Dan berkata kepadaku “terima kasih banyak…kalau begitu aku pamit jalan Adele, untukmu jangan lupa, kamu harus selalu bahagia.” Pesannya. Iya aman saja, aku pasti bahagia. Yang intinya kamu juga bahagia. Jawabku dengan tegarnya tapi hati tatikam sampai ke tulang sum-sum. Usai mengatakan semuanya seperti mengurangi beban yang ada dihati dan pikiranku. Namun rasa yang sesungguhnya, ingin lebih baik mati saja daripada hidup. Aku tak sanggup merelakannyaa.
Ini adalah konsekuensi yang harus aku terima. Teman-temanku mengatakan “kamu wanita hebat Adele. Kamu bisa lewati semua ini. Ikhlaskan saja tidak apa-apa pasti ada pengganti yang akan jauh lebih baik, yang akan terima kamu apa adanya”. Tapi mereka tidak tahu aku sangat terluka. Sakit hati itu hal biasa kawan, kata teman-temanku. Aku pun hanya mendengar daan bermonolog dalam diam “kamu hanya omong, tidak merasakan sepertiku. Andai kamu yang berada diposisiku, pasti kamu akan merasakan yang kurasakan.” Sayangnya setiap orang beda kisah dan bedah rasa.
***
Luka pasti sembuh sesuai dengan waktunya. Namun sampai saat itu tiba, luka memang sembuh tapi akan meninggalkan bekas. Bekas itu tidak akan pernah hilang. Ia akan tetap ada untuk menyadarkan bahwa pernah terluka.
Aku pun demikian. sakit karena luka yang kau berikan hari ini pasti membutuhkan waktu untuk sembuh. Saat ini aku memang sedang menangis, sakit dan terluka. Tapi aku percaya bahwa ada saatnya aku akan sembuh dari keterpurukan ini. Merunutku sembuh dari sakit dan luka itu gampang kalau kita memang benar-benar yakin mau sembuh. Karena semua itu ada obatnya. Tapi sakit yang sulit sembuh bagiku adalah sakit hati dan luka batin. Penyakit ini tidak ada obatnya. Itulah mengapa ada syair lagu yang bilang”lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati”. Tapi mau semanis dan sepahit apapun itu aku terima. Akan kubuktikan bahwa aku pasti bisa melewatinya.
Usai memutuskan ini semua aku merenung, meratapi nasibku yang mungkin akan kujani sendiri tanpa dia. Hatiku sesak bila membayangkan hari-hari hidupku tanpanya. Mungkin setelah tahu kepastiannya dan semuanya berlalu, aku harus belajar jadi wanita yang lebih dewasa dan bijak. Belajar untuk memulai lagi dari nol. Entahlah…!
Untukmu Am Kono, kekasihku. Terima kasih atas luka yang kau berikan. Luka ini akan kuubah jadi cinta. Agar nanti dunia tahu bahwa meskipun tak saling memiliki kita pernah saling mencintai.
Terima kasih sudah hadir di duniku. Tanpa kehadiranmu hidupku tidak akan berwarna. Untuk itu terima kasih sudah hadir dan mewarnai duniaku. Terima kasih atas kasih sayangmu, kehangatanmu, dan ketulusanmu yang kudapat.
Terima kasih sudah mengajarkan aku tentang artinya realita hidup, kesederhanaan hidup, perjuangan hidup terutama tentang kesabaran. Kamu berhasil mengubah hidupku dan meruntuhkan egoku.
Jujur aku sangat mencintaimu. Aku ingin hidup bersamamu. apapun perkataan dunia aku tak peduli. Aku akan terima semua bisikan, cibiran, hinaan dan ejekkan dunia, asal kita benar-benar saling mencintai. Tapi bagaimana kalau nyatanya salah satu dari kita hatinya sudah ada jiwa orang lain.
Luka yang hari ini kau goreskan akan menjadi sejarah dalam dunia asmaraku. Kau akan menjadi pengalaman hidup yang akan selalu kuingat. Bila kukisahkan kisah kita dari awal mungkin aku tak mengisahkannya sampai akhir karena telah hilang kesadaran. Tulisan singkat yang kukisahkan tentang hari ini saja, kutulis dengan air mata, bagaimana bila aku tulis dari awal mula kita memulia dan membangun hubungan ini. Bisa saja aku pingsan ditempat.
Kisah ini akan menjadi kenangaan terindah yang akan selalu kukenang. Kenangan ini akan kutulis dalam catatan harianku sebagai bukti bahwa kita pernah bersama dan saling mencintai.
Tak peduli aapa kata oraang nanti, tak peduli seberapa banyak pengorbanan aku, tak pedudi sebesar apa sakitnya aku, dan tak peduli sedalam apa lukanya aku. Karena semua yang kuberi itu tulus. Jadi aku tidak pernah menyesal meskipun aku jatuh berulang kali. Yang ada dalam benakku adalah rasa syukur. Apa pun kedaannya aku selalu bersykur, karena dari semuanya itu memberiku pelajaran hidup. Dan aku belajar dari situ untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih tangguh, lebih dewasa, lebih bijak dan mandiri.
Jadi untukmu Am Kono kekasihku, yang dengan berjalannya waktu akan pergi dan meninggaalkan luka, pergi saja ikuti suara hatimu. Yang intinya kamu bahagiaa dengan pilihanmu. Bila tak ingn pergi ataupun sudah pergi dan ingin kembali, kembalilah. Aku bersedia jadi rumah untukmu.
Aku akan menjadi rumah untukmu, kekasihku.
Bila tak bahagia, pulanglah.
Bila lupa jalan pulang minta tolonglah, supaya kamu jangan tersesat.
Bila jatuh dan tak bisa bangun, berusahalah untuk bangkit.
Cinta itu butuh perjuangan, pengorbanan dan ketulusan.
Sebab,
Cinta tanpa luka itu bualan.
Cinta tanpa air mata adalah semu.
Sejatinya cinta adalah merelakan.
Jadi, jalani, nikmati, dan syukuri.
Semua akan indah pada waktunya.
Karya: Adel Bete
Kamar Curhatan, 27 April 2023.
No comments:
Post a Comment