Oleh: MichelleKaylyn
SMPKatolik Maria Fatima Jember
Kita berada pada sebuah revolusi yang secara mendasar telah mengubah cara kita hidup, bekerja, berelasi, dan bahkan cara kita beriman kepada Tuhan. Para ahli sering menggolongkannya sebagai revolusi industri keempat. Kekuatan utama dari revolusi ini adalah hadirnya teknologi internet, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), Cyber Physcal Sistem, dsb.
Teknologi internet berhasil menciptakan masyarakat super informasi, di mana semua orang dari latar belakang yang berbeda dihubungkan dalam satu perangkat lunak kapan dan dimana saja. Informasi-informasi itu hadir dalam beragam bentuk. Ada yang dalam bentuk ilmiah atau karya fiksi seperti video, film, lagu-lagu pop, dan game. Kehadiran informasi tadi disuguhkan pula dalam beragam platform, seperti Youtube, Facebook, Whatsapp, Instagram, Twinter, dll. Beragam informasi, teknologi, dan karya-karya fiksi inilah yang sangat kuat membentuk apa yang disebut budaya populer.
Dengan bantuan teknologi baru yang disebutkan tadi, beragam wajah budaya populer menyebar dengan cepat dan mengkonstruksi cara pandang masyarakat kita dalam skala yang besar dan masif. Beragam produk-produk budaya populer itu mendatangkan keuntungan yang besar secara komersial dan emosional para konsumennya dengan sharing value yang terbuka dan luas. Fariasi tema lagu, film, video, telah mempengaruhi banyak orang, terutama generasi muda.
Kehadiran budaya pop disambut baik oleh manusia dewasa ini terutama dalam kalangan anak muda. Budaya pop ini membawa pengaruh amat besar bagi perkembangan anak-anak, orang muda bahkan orang tua saat ini. Pengaruh yang amat dirasakan saat ini adalah banyak anak muda saat ini yang tidak mau belajar tentang budayanya sendiri, banyak yang tidak berminat dengan budaya lokal atau local culture. Bahkan beberapa orang ada yang merasa kuno bila tidak mengikuti dan mengadopsi budaya pop.
Salah satu budayayang sangat digemari oleh kaum muda saat ini adalah K-Pop. K-Pop adalah julukanterhadap band-band Korea atau drama Korea (drakor). Masuknya budaya K-Pop yang membuat para remaja tergila-gila dapat melemahkan musik khas Indonesia. Bukan hanya itu dance yang dibawakan oleh K-Pop tadi juga memiskinkan minat kaum muda terhadap tarian-tarian tradisional.
Selain itu kehadiran budaya pop ini mengakibatkan hilangnya budaya asli suatu daerah, terjadi menurunnya nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme. Persoalan lain adalah menurunnya rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri yang merupakan jati diri suatu daerah atau bangsa. Bahkan ada yang merasa malu dengan budayannya sendiri yang dianggapnya kuno atau kurang kren. Ada pergesaran budaya dari local culture (budaya lokal) ke pop culture (budaya pop).
Pertanyaannya, bagaimana menghadapi dampak buruk dari budaya pop? Bagaimana mengembangkannya agar mampu meciptakan nilai dan makna yang menjunjung tinggi martabat manusia dan tidak membawa manusia pada kekacauan dan ketidakpastian? Bagaimana di satu sisi kita menerima perkembangan yang ada tanpa meninggalkan keunikan budaya lokal kita di Indonesia? Tulisan ini hendak menjawab pertanyaan-pertanyam tadi.
Upaya Melestraikan Budaya Lokal
a. Culture Experience
Culture experience merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara tujuan langsung ke dalam sebuah pengalaman kultural. Misalnya masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut, dan dapat dipentaskan setiap tahun dalam acara-acara tertentu atau diadakan festival-festival budaya. Dengan adanya festival-festival yang melibatkan seluruh masyarakat, budaya lokal itu tetap lestari dan banyak diminati oleh masyarakat.
b. Penerbitan Peraturan Daerah
Budaya lokal harus dilindungi oleh hukum yang mengikat semua elemen masyarakat. Perlindungan ini dilakukan karena dalam budaya tersebut ada ide, nilai-nilai kultural dan merupakan asset yang memperkaya bangsa. Bagi saya tidak adanya perlindungan hukum dapat membuat budaya lokal tersebut tercerabut dari akarnya karena dianggap kuno atau ketinggalan zaman. Karena itu pertaturan daerah (perda) harus diterbitkan. Peraturan-peraturan yang dibuat tersebut dibuat untuk melindungi serta melestarikan budaya lokal.
Di dalam peraturan yang dibuat harus dicantumkan juga peran pemerintah dalam mendanai budaya lokal tersebut. Harus diakui untuk melestarikan budaya lokal tidak hanya butuh keterampilan tapi juga dana yang cukup. Anggaran itu nantinya dimanfatkan untuk memfasilitasi budaya tersebut.
c. Pendidikan
Berikut ini penulis menawarkan beberapa langkah konkret sebagi daya upaya merekonstruksi budaya lokal dari cengkeraman budaya popular.
Pertama, dalam lingkungan keluarga. Proses menjaga kearifan lokal dalam lingkungan keluarga tentu menjadi hal penting dan utama. Keluarga menjadi tempat lahirnya manusia yang berbudaya. Artinya, pengenalan kita terhadap nilai-nilai budaya hanya dapat terjadi dalam relasi kita dengan orangtua dan keluarga. Fungsi transformasi keluarga menjelaskan bahwa keluarga menjadi salah satu tempat pewarisan tradisi dan budaya setempat. Dalam fungsi ini peran seluruh anggota keluaraga sangat penting dalam memotivasi anak berprilaku baik.
Proses pengintegrasian nilai-nilai budaya dalam lingkungan keluarga dimulai dari cara bersikap dan bertingkahlaku terhadap sesama dan yang lain. Penanaman nilai-nilai budaya dalam setiap tindakan menjadi sebuah permulaan pengenalan kita terhadap kearifan lokal. Dengan demikian, kehadiran lembaga keluarga dalam proses pengintegrasian nilai-nilai budaya dalam kaum muda saat ini sangatlah penting. Apabila strategi tersebut rutin dilakukan dan adanya kerja sama yang baik antara keluarga dan anak, maka kaum muda tidak akan mudah terperosok ke dalam setiap tawaran budaya-budaya populer tadi.
Kedua, dalam lingkungan sekolah. Sekolah (pendidik) perlu menerapkan Pendidikan berbasis kearifan lokal. Pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan usaha sadar yang terencana melalui penggalian dan pemanfaatan potensi daerah setempat secara arif dalam upaya mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki keahlian, pengetahuan dan sikap dalam upaya ikut serta membangun bangsa dan negara. Menggali potensi setiap daerah menjadi prinsip penting dalam proses menjaga kearifan lokal daerah setempat.
Bagaimana hal ini harus dilakukan? Lingkungan pendidikan melalui para penddidik mendorong siswa menampilkan budaya sendiri dalam iven penting di sekolah. Tidak hanya itu kearifan lokal juga ditunjukkan melalui sikap dan tingkah laku siswa. Hal ini tidak terlepas dari peran pendidik dan kerja sama dari pihak siswa sendiri.
Ketiga, mengadakan pentas atau perlombaan budaya dari setiap daerah. Menjaga kearifan lokal dari serangan budaya populer, tidak hanya dilakukan dalam lingkungan sekolah tetapi juga dalam lingkungan masyarakat. Sekolah menjadi wadah yang sangat membantu menanamkan nilai kearifan lokal kepada siswa-siswi.
Penanaman nilai-nilai kebudayaan tidak hanya dilakukan melalui cara hidup melainkan juga melalui acara-acara yang berbau kearifan lokal, misalnya mengadakan perlombaan tarian daerah, atau fashion show menggunakan pakaian daerah.
Tujuan pementasanbudaya semacam ini tidak lain adalah agar generasi saat ini tidak terjerumus kedalam tawaran budaya-budaya baru. Pengenalan terhadap budaya sendiri juga mampu menjadi tameng untuk menangkis setiap unsur-unsur negative dari setiap budaya-budaya baru yang masuk.
No comments:
Post a Comment