Iklan

KPDL, Etika Lingkungan dan Tata Ruang Kota

Tuesday, 12 November 2024 | November 12, 2024 WIB Last Updated 2024-11-12T11:53:53Z


Penulis: Silvani Andalita


KPDL atau Kepedulian Pada Diri dan Lingkungan merupakan salah satu pelajaran yang wajib diberikan saat siswa duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Nilai peduli lingkungan menjadi salah satu nilai dalam pendidikan karakter untuk ditanamkan pada anak usia dini terutama siswa MI/SD (Afriyeni, 2018).

Semenjak kecil anak-anak yang nantinya menjadi masyarakat ditanamkan untuk mulai peduli terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Lingkungan itu dimulai dari lingkungan rumah dan sekolah. Wajib menjaga kebersihan dan cara-cara hidup sehat baik diri sendiri maupun lingkungan diwajibkan menjadi salah satu upayanya.

Pelajaran KPDL mencoba mempresentasikan bahwa tak bisa manusia hanya hidup bila ia tak mempedulikan dirinya sendiri dan lingkungan. Hidup manusia yang segan dan tak peduli (cuek) soal diri sendiri dan lingkungan dapat berbahaya bagi keduanya. Akan timbul efek-efek negatif seperti kerusakan lingkungan hingga kerusakan moral. Pendidikan KPDL diharapkan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat setiap orang.

Dalam kaitannya dengan etika, maka melalui etika seseorang dapat memikirkan ulang apa yang boleh dan tak boleh mereka lakukan. Etika merupakan salah satu bentuk bagaimana seseorang mampu mempertanggungjawabkan tindakannya terhadap apapun, termasuk lingkungan dan diri sendiri. Masalahnya, selama ini etika muncul ketika seseorang dihadapkan pada rasa tanggung jawab akan peraturan, bukan dari rasa kesadaran dan kepedulian seseorang pada sesuatu.

Etika lingkungan memberikan tantangan kepada masyarakat khususnya untuk melihat sejauh mana etika atau rasa peduli seseorang terhadap diri sendiri dan lingkungan terlaksana. Manusia menyadari alam sebagai pemenuh kebutuhan, namun terkadang manusia lupa bahwa alam tak akan selamanya menjadi alam apabila tak ada rasa peduli manusia terhadap alam dan lingkungan sekitarnya.

Carol Gilligan (1982) dalam bukunya In a Different Voice memulai dengan ethic of care (etika kepedulian) di mana ia menjelaskan bahwa setiap individu adalah lemah dan karenanya saling membutuhkan. Bila selama ini yang membutuhkan adalah manusia dan yang lemah selalu alam, maka kesalingan tak pernah terwujud, demikian juga halnya etika kepedulian.

Wujud peduli rupanya tak bermain dalam diri sendiri namun juga lingkungan. Lingkungan yang dimaksud di sini tak hanya lingkungan sekitar seperti orang lain atau tempat di mana kita bermukim, namun juga hal-hal yang lain yang kadang terlupakan, seperti kebijakan soal lingkungan. Di mana kebijakan tersebut nantinya menjadi peraturan yang dibuat dan dilaksanakan oleh manusia.

Melihat Tata Ruang Kota Pada masalah kebijakan lingkungan, misalnya dalam kebijakan tata ruang kota, seringkali tata ruang kota tak diwujudkan dalam etika kepedulian. Penataan ruang kota terlupakan dengan hal-hal yang bersifat ekonomi, bisnis alias kapitalis. Kepentingan para pihak tertentu membuat tata ruang kota mencapai kerusakan moral dan melupakan etika lingkungan.

Kehadiran pemukiman, mall, atau hotel yang agak dipaksakan membuat pihak-pihak yang tak berdaya seperti masyarakat kecil yang tanahnya digunakan untuk pembangunan mall dan hotel tak lagi mempunyai tempat tinggal, belum lagi efek kesenjangan yang muncul akan menambah rasa enggan bagi masyarakat kurang mampu.

Kesadaran dan kepedulian terhadap pihak lain ini hilang begitu saja. Kebijakan dan tata ruang menjadi objek komoditi bagi pihak yang mempunyai kepentingan dan kuasa. Menariknya, pihak-pihak yang berkuasa seperti para elit pebisnis tak lupa membuat dan menggencarkan kebijakan soal lingkungan. Padahal kebijakan yang dibuat tersebut seringkali bermanfaat bagi dirinya sendiri.

Pemerintah dan para pebisnis mempunyai kepentingan tersendiri sementara masyarakat kecil selalu jadi korban. Pemerintah sepertinya tak punya pilihan lain, sebab keberadaan pebisnis dan bisnisnya itu juga menambah pendapatan daerah



Tentang Penulis:

Silvani Andalita lahir di Semarang, 2 Februari. Kesukaannya merangkum kata menjadi tulisan diminati sejak masih muda. Fokus tulisannya terkait isu ruang, ketimpangan sosial, dan lingkungan. Buku pertamanya merupakan kumpulan puisi Heterotopia yang diterbitkan oleh Bali Nusa Creative. Selain menulis, waktunya dihabiskan dengan karya seni rupa dan penelitian. Saat ini pengkarya berdomisili di Semarang, komunikasi bisa melalui email andalitass@gmail.com.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • KPDL, Etika Lingkungan dan Tata Ruang Kota

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan