Iklan

Laporan: Mengenal Aktivitas Masyarakat Hindu-Buddha

Monday, 3 March 2025 | March 03, 2025 WIB Last Updated 2025-03-04T04:30:51Z



Oleh: Ni Kadek Dewi Anindya P, Raizel Brigitta Amabelle, Virginia Basana Mikayla M, Louis Diego Aditya S, Victoria Jesslyn Sumarlie, Felicia Chevonne Maelie


Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan berkat dan anugrah, sehingga memungkinkan kami untuk menyusun laporan tentang " Aktivitas Masyarakat Hindu-Buddha."

Latar belakang penyusunan laporan ini, yakni sebagai prasyarat pemenuhan tugas matapelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas VII.

Kami berhasil menyelesaikan laporan dengan baik berkat kerjasama yang baik serta dukungan dari semua anggota kelompok.

Kami menyadari bahwa hasil laporan kami ini memiliki ruang untuk perbaikan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca.

Mengenal Aktivitas Masyarakat Hindu-Buddha

Masyarakat Hindu-Buddha dahulu menggunakan sistem kasta yang digunakan untuk membagi kelompok-kelompok dengan peran yang berbeda-beda tergantung pada kastanya.

Masyarakat Hindu-Buddha dahulu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan cara bertani di sawah atau di ladang. Selain itu, mereka juga menggunakan sistem irigasi.

Masyarakat Hindu-Buddha dahulu juga memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berdagang, berternak, dan budi daya ikan air tawar.

Sistem ekonomi Masyarakat Hindu-Buddha di Indonesia diantaranya mata pencaharian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya adalah sebagai petani, pengrajin, pedagang, nelayan, dan lainnya.

Masyarakat Hindu-Buddha dahulu sering melakukan upacara maupun tradisi yang diikuti dengan sebuah ritual-ritual keagamaan seperti upacara perkawinan, upacara kelahiran, dan lain-lain.

Mengenal Bagaimana Masuknya Agama Hindu-Buddha ke Nusantara

Teori brahmana : teori yang berpendapat bahwa penyebaran agama Hindu dimulai dari lingkungan istana yang kemudian menyebar ke lingkungan Masyarakat.

Teori kesatria : teori yang berpendapat bahwa para prajurit yang kalah dalam peperangan yang kemudian meninggalkan India dan diantara mereka ada yang sampai di Indonesia dan mendirikan koloni-koloni baru.

Teori waisya : teori yang berpendapat bahwa agama dan kebudayaan Hindu- Budha dibawa oleh pedagang India yang berasal dari kasta waisya.

Teori Sudra: Teori ini berpendapat bahwa kaum Sudra meninggalkan India dan menetap di Indonesia. Mereka kemudian menyebarkan pengaruh Hindu-Buddha di Nusantara.

Teori arus balik: teori ini menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia berperan aktif dalam penyebaran Hindu-Buddha di Indonesia. Bangsa Indonesia mengenal budaya Hindu-Buddha melalui beragam aktivitas. Salah satunya melakukan perdagangan di India dan berhubungan dengan kaum Brahmana di sana.

Mengenal Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara

Agama Hindu dan Buddha adalah dua agama yang pertama kali masuk ke Indonesia. Pada awal abad ke-4 Masehi telah berkembang agama Hindu yang dibawa oleh pedagang asing dan melakukan aktivitas perdagangan di Indonesia yang dibuktikan dengan adanya kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu-Budha

Antara abad ke 4 hingga abad ke 16 di berbagai wilayah nusantara berdiri berbagai kerajaan yang bercorak agama Hindu dan Buddha.

Puncak perkembangan agama Buddha terjadi pada masa kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit dibuktikan dari adanya salah satu warisan dunia yaitu Candi Borobudur yang menjadi bukti kejayaan Agama Buddha di masa lampau

Masa Kerajaan Majapahit juga menjadi masa kejayaan Agama Hindu dibawah kepimpinan Hayam Wuruk, bukti perkembangan populasi Agama Hindu di Nusantara juga dapat dilihat dari adanya salah satu warisan dunia yaitu Candi Prambanan

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia yang terletak di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya saat berada di bawah kepemimpinan Raja Mulawarman.

Peninggalan Kerajaan Kutai yang penting dan tersohor adalah tujuh buah Prasasti Yupa yang bertuliskan dengan huruf pallawa dalam bahasa sansekerta. Prasasti ini banyak memberikan cerita tentang sejarah dari keluarga Kerajaan Kutai

Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan yang bercorak Hindu. Kerjaan ini berdiri sekitar Abad ke-5. Kerajaan ini terletak di lembah Sungai citarum, bogor, Jawa barat. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah prasasti, seperti prasasti ciaruteun, prasasti kebon kopi, prasasti jambu, dan prasasti pasir awi. Kata taruma kemungkinan berasal dari kata tarum, yang berarti Nila.

Raja terkenal dari tarumanegara adalah purnawarman yang merupakan orang asli Indonesia. Masyarakat kerajaan tarumanegara hidup dengan cara bertani menggunakan sistem irigasi. Adanya sistem irigasi lada masyarakat tarumanegara diketahui dari prasasti tugu yang memuat informasi tentang penggalian

Salah satu hal menarik dari Kerajaan Tarumanegara adalah prasasti-prasasti yang ditemukan, yang menjadi bukti nyata keberadaan kerajaan ini. Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Tugu menunjukkan pencapaian besar dalam teknologi dan seni ukir pada masa itu.

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan bercorak agama Hindu. Kerajaan Majapahit awalnya hanyalah sebidang tanah yang merupakan hadiah dari Raya Jayakatwang atas kesediaan Raden Wijaya tunduk pada kekuasaannya. Namun pada puncaknya Raden Wijaya menyerang Jayakatwang yang berbuah kemenangan untuk Raden Wijaya.

Selepas kemenangannya tersebut, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan baru yang diberi nama Majapahit. Raden Wijaya pun resmi menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit.

Majapahit mengalami puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dimana agama Hindu berkembang pesat pada masa itu. Selain Hayam Wuruk, seorang Panglima perang dan Mahapatih yang terkenal dengan sumpahnya yaitu Gajah Mada juga berperan besar pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk.

Aktivitas Masyarakat kerajaan Majapahit saat itu didominasi dengan perdagangan, pelayaran, pertanian, dan lain-lain

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Maritim bercorak Buddha yang pernah berdiri di pulau Sumatera pada abad ke-7 M. Raja yang pernah membawa Sriwijaya pada puncak kejayaannya adalah Raja Balaputradewa.

Dalam Bahasa sansekerta Sriwijaya memiliki arti "Kemenangan yang Gemilang", Sri artinya 'Gemilang' atau 'bercahaya' dan Wijaya artinya 'kejayaan' atau ' kemenangan '. Salah satu sumber dan bukti tertulis kerajaan ini adalah Prasasti Kedukaan Bukti.

Sriwijaya memiliki kemampuan maritim yang luar biasa mulai dari ekonomi maupun militer. Dalam hal ekonomi, kerajaan Sriwijaya bertumpu pada perdagangan internasional dan pertanian.

Namun sayangnya pada abad ke-13, kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran karena pusat kerajaan Sriwijaya yang semakin jauh dari laut sehingga letak kerajaan Sriwijaya tidak lagi strategis untuk kegiatan perdagangan. Selain itu kemunduran ini juga disebabkan oleh banyaknya daerah kekuasaan yang melepaskan diri.

Kesimpulan

Agama Hindu-Buddha pertama kali dibawa oleh para pedagang dari India yang datang ke Nusantara. Hal ini diperkuat dengan adanya banyak teori yang disampaikan. Aktivitas Msyarakat Hindu-Buddha pada zaman dahulu didominasi oleh kegiatan yang berhubungan dengan pertanian, pelayaran, serta perdagangan.

Saran 

Demikianlah hasil laporan kami yang dapat kami paparkan. Besar harapan kami Laporan ini dapat bermanfaat serta dapat menginspirasi banyak orang. Untuk penelitian selanjutnya, kami menyarankan agar dilakukan penelitian yang lebih luas lagi khususnya tentang perkembangan Masyarakat Hindu-Buddha di zaman globalisasi seperti sekarang ini.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Laporan: Mengenal Aktivitas Masyarakat Hindu-Buddha

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan