Iklan

Berjalan Bersama-Mu (Cerpen Aneta Y. Uruk)

inspirasiindo
Monday, 12 September 2022 | September 12, 2022 WIB Last Updated 2022-09-18T02:13:58Z

 

Berjalan Bersama-Mu (Cerpen Aneta Y. Uruk)


Fajar pagi telah menyingsing. Terlihat seorang anak sedang merapikan tempat tidurnya. Nama anak itu adalah Amona. Orang-orang terdekatnya biasa menyapanya dengan “Amona Tegar”. Amona adalah anak tunggal. Mama dan bapaknya telah meninggal dunia saat ia masih berumur enam belas tahun. Sejak saat itu, dia tinggal bersama dengan neneknya. Akan tetapi, hal itu tidak berlangsung lama karena neneknya jatuh sakit dan meninggal dunia. Sejak saat itu, ia tinggal sebatang kara di rumah tua peninggalan neneknya.

Pada umur tujuh belas tahun, Amona merasakan kekosongan pada dirinya. Orang-orang tersayangnya telah direnggut darinya. Amona merasa sendirian dan tidak ada yang peduli dengannya. Ketika Amona sedang merenung semua hal buruk yang menimpanya sambil berjalan, ia melihat sebuah gereja di ujung jalan. Sejak kecil mamanya selalu mengajarkannya untuk berdoa, tetapi itu sudah lama sekali. Merasa tidak ada salahnya untuk pergi, ia memutuskan untuk mengikuti ibadah. Saat masuk, ia melihat banyak orang yang datang bersama dengan keluarga mereka. Ia Merasa makin terkucilkan karena sendirian.

Selama ibadah, Amona masih tetap merasa sendirian. Amona mendengar Pemazmur bernyanyi, “Allah mengerti segala persoalan yang terjadi…”. Seketika Amona merenung dan berkata dalam hati,” Tuhan peduli? Tuhan mengerti? Lalu kenapa aku harus berada di posisi sekarang? Mengapa Dia mengambil semuanya dariku?” Amona terdiam lagi.

Setelah nyanyian selesai dikumandangkan, imam naik ke atas mimbar untuk berbicara tentang kasih Tuhan. Satu hal yang ditekankan oleh imam saat berkhotbah adalah “Tuhan Yesus menyayangimu. Ia tahu pergumulanmu. Ia tahu keluh kesahmu. Ia memberikan cobaan kepadamu, tidak lebih di luar kemampuanmu”. Saat mendengar khotbah dari imam, ia merasa kasih Allah kepadanya benar-benar terjadi. Amona menangis dan merasa bersalah, telah marah kepada Tuhan atas semua cobaan yang Tuhan berikan kapadanya.

“Jangan pernah merasa sendirian, Tuhan ada di sampingmu. Tuhan selalu berjalan bersamamu, di setiap pergumulan, di setiap keluh kesahmu”. Itulah ajakan terakhir dari khotbah yang dibawakan oleh imam. Air mata Amona menetas perlahan-lahan. “Tuhan aku sayang pada-Mu. Karena-Mu aku ada hingga saat ini. Terima kasih Ya Tuhanku. Aku menyesali semuanya”.

Akhirnya ibadah yang diikuti oleh Amona selesai. Ia merasa kebahagiaannya telah kembali. Walaupun  ia sendirian dalam fisik, namun bersama Tuhan dalam keheningan. Ia percaya, akan ada kebahagiaan di masa yang akan datang. Karena selagi Tuhan selalu bersamanya, ia tidak akan merasa sendirian dan kesepian.


Penulis: Aneta Yuliance Uruk

(Mahasiswi STP St. Petrus Keuskupan Atambua)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Berjalan Bersama-Mu (Cerpen Aneta Y. Uruk)

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan