Dan
melesapkan setiap detikku
Kau
datang membawa rangkaian ayat-ayat api, hingga membakar habis hati ini.
Senyum
dan tawamu pun menjadi alasanku jatuh dalam pelukmu nan suam
Kadang
aku memanggilmu bersama segala kenangan yang kau bawa serta
Ibarat
sang pengembara, kau pernah membuatku tersesat dan lupa untuk kembali.
Aku
jatuh dalam pelukmu, syair, senyummu dan cintamu.
Hari
berganti hari
Bulan
menukar bulan
Entahlah
mengapa luka ini makin menjadi
Kepergianmu telah kuusir dari ingatanku
Namun, pekatnya aroma tubuh begitu melekat dalam
pelukku bahkan enggan untuk bergegas pergi.
Dalam
diam aku meramu tanya
Perihal
kepergianmu yang begitu tiba-tiba
Air
mata yang terus mengalir karenamu menjadikan aku wanita yang lemah
Puisi
dan syair yang lahir karena sosokmu
Kamu
adalah segalanya
Yang
diam dalam tanya
Kau dan lukamu bersemayam dalam ruang tak bercahaya
No comments:
Post a Comment