Oleh: Fr Kristo M. Lafu Babu, OSM
(Barangkali pesta paskah masih jauh dalam waktu namun, paskah merupakan bagian dari pengalaman iman umat Kristiani setiap hari).
Paskah merupakan suatu momen yang sangat berarti bagi umat Kristiani. Momen iman yang dipenuhi Rahmat, sebab Tuhan mengalahkan maut dan membangkitkan manusia dari kematian. Lebih lanjut, paskah merupakan suatu misteri Iman. Peristiwa iman yang terus dirayakan. Paskah bukan hanya suatu perayaan liturgi kisah sengsara dan kebangkitan Yesus. Tetapi, paskah merupakan suatu liturgi kehidupan umat kristiani sehari-hari. Perjalanan hidup umat Kristiani merupakan lanjutan kisah sengsara dan kebangkitan Yesus. Ada banyak kisah sengsara yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Barangkali juga kesengsaraan Yesus mengiring kita ke ruang penghayatan iman dalam tindakan dan perilaku hidup setiap hari. Sebab, menjadi suatu keharusan bagi umat Kristiani untuk mengambil bagian dari kisah sengsara Yesus. Kisah menarik bagi umat kristiani, dan tidak masuk akal bagi orang yang tidak percaya kepada Kristus, ketika perayaan paskah dihayati dengan sungguh-sungguh. Menghayatinya dalam tindakan nyata dan mempraktikkannya dengan cara yang paling dalam dari iman. Hal ini memperlihatkan implikasi nyata iman, dan kesaksian hidup yang menggerakkan seluruh perjalanan umat Kristiani. Karena itu, kisah paskah mengawali pertumbuhan iman dan merintis terbentuknya kehidupan iman umat Kristiani.
Yesus mengalahkan maut dengan kebangkitan-Nya. Peristiwa itu menumbuhkan spritualitas hidup iman umat Kristiani. Bagi saya, peristiwa itu sangat luar biasa yang mengawali kisah iman umat Kristiani. Umat kristiani percaya bahwa Kristus diutus oleh Bapa-Nya untuk menyelamatkan semua manusia. Yesus menunjukkan kesetiaan dan pengorbanan-Nya di hadapan manusia dengan menyerahkan diri-Nya untuk mati di Salib. Hal itu memperlihatkan penyerahan diri Yesus yang total kepada manusia. Dia tidak memiliki alasan apa pun untuk membatalkan rencana Bapa-Nya terhadap manusia, selain menerima kematian dengan ikhlas, dan memberikan kesaksian tentang ke-Allahan-Nya. Peristiwa itu pun hendak menyadarkan kita umat kristiani tentang arti dan makna kesetian. Ia setia kepada Bapa-Nya dengan melakukan segala perintah dan tugas yang diembankan kepada-Nya. Ia setia bukan mau mencari popularitas Diri, melainkan Ia setia melaksanakan tugas karena keikhlasan hati-Nya akan Misi dari Bapa-Nya. Bagi Yesus, maut bukanlah akhir dari cerita melainkan awal dari perjalanan cerita misteri Allah dalam dunia. Tuhan Yesus mengalahkan maut untuk membawa kita menuju kemenangan abadi dan bertakhta bersama Bapa di akhirat nanti (eskatologis).
Paskah, sebagaimana merupakan suatu liturgi kehidupan umat kristiani setiap hari, juga memiliki makna tersendiri bagi umat Kristiani. Paskah mempunyai makna kesetiaan dan ketaatan bagi umat Kristiani. Dalam paskah, kita mengetahui bahwa Yesus menunjukkan kesetiaan-Nya kepada kita. Dia setia dan taat kepada kehendak Bapa-Nya. Ia menorehkan suatu teladan yang begitu luar biasa bagi kita agar kita meniru dan mengikuti jalan yang benar, meniru kesetiaan dan ketaatan-Nya. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, sikap setia dan taat Yesus hendak mendorong kita umat Kristiani agar memiliki sikap setia dan taat terhadap kaul-kaul kehidupan. Sebagai contoh, suami-istri harus setia dan taat terhadap janji yang telah diikrarkan. Bagi pemimpin atau pejabat Negara, sikap setia dan taat pada kebenaran, dan sumpah setia melayani masyarakat dalam segala bidang kehidupan. Bagi biarawan/biarawati, sikap setia dan taat kepada Allah dan pada janji kaul yang telah diikrarkan. Inilah bukti nyata bahwa tugas umat kristiani merupakan kelanjutan dari sikap Yesus, yang terus dihayati, terus dirayakan dalam kehidupan sehari-hari.
Penghayatan terhadap paskah kehidupan bagi umat kristiani merupakan suatu proyek, dan perjalanan yang panjang. Sebagai proyek, paskah mempunyai aksentuasi pada proses transformasi diri. Umat kristiani berkewajiban untuk memperbaiki dan memperbaharui diri secara total dan terus menerus. Proses pembaharuan diri tidak berhenti pada titik di mana kita telah berubah secara rohani, melainkan suatu upaya terus menerus sampai pengalaman rohani kita terwujud dalam bentuk pelayanan, kesaksian hidup yang selaras dengan iman, pengorbanan, pemberian diri kepada sesama dalam melayani Allah. Sedangkan sebagai suatu perjalanan yang panjang, paskah selalu dirayakan terus menerus sepanjang waktu hidup umat kristiani. Paskah bukan hanya sekedar perayaan kisah sengsara dan kebangkitan Yesus, lebih dari itu, paskah merupakan proyek panjang seiring dengan perjalanan iman umat kristiani. Karena itu, sepanjang hidup umat kristiani paskah hendaknya dijadikan liturgi kehidupan umat Kristiani.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa paskah dalam ruang internalisasi iman umat kristiani menjadi fondasi dari setiap kesaksian iman, baik dalam bentuk tindakan atau perilaku hidup maupun dalam tutur kata dan pikiran. Mengambil bagian dalam sikap hidup Yesus dan melanjutkannya dalam kehidupan sehari-hari lebih penting dan lebih bermanfaat untuk kehidupan bersama dalam masyarakat. Kesaksian hidup umat kristiani semestinya lahir dari rahim kesadaran akan pentingnya mengaktualisasikan iman secara benar dan selaras dengan kehidupan Yesus. Kesaksian iman yang sempurna barangkali seperti Petrus. Petrus yang mula-mulanya adalah seorang yang biasa-biasa saja dan menjadi percaya diri untuk mewartakan Injil dengan penuh keberanian dan disemangati oleh cinta kasih Kristus. Ia menunjukkan imannya dalam perbuatannya. Ia melawan kaum pendengki dan pendusta dengan suatu kesaksian akan kebangkitan Yesus Kristus. Tugas yang sama juga diberikan kepada semua umat Kristiani agar memberikan kesaksian hidup kepada sesama. Pewartaan iman umat kristiani harus diintegrasikan dengan suatu perbuatan nyata. Yakni, dengan saling mencintai sesama, saling memaafkan, saling membantu, memberi pertolongan kepada orang miskin, terlantar dan tersingkirkan, serta perbuatan amal lainnya. Karena itu, menjadi pelaku iman harus memiliki sikap setia dan taat pada kehendak Allah.
“Dengan salib kita akan masuk Surga”
Madre M. Luisa De Gesu
No comments:
Post a Comment