Iklan

Mencintai Namun Tak Dicintai (Cerpen Diko Oki)

inspirasiindo
Wednesday, 12 October 2022 | October 12, 2022 WIB Last Updated 2022-10-12T22:16:38Z

 

Mencintai  Namun Tak Dicintai (Cerpen Diko Oki)

Oleh: Diko Oki

Mencintai itu ibarat seorang yang menaruh kasih sepenuhnya kepada seseorang yang dia cinta. Itulah yang aku lakukan kepada pujaan hatiku.

Aku memiliki sifat yang sangat kasar tapi penyayang. Aku masih berstatus sebagai mahasiswa di salah satu universitas yang berada di Timor, UNIMOR namanya. Usiaku sekarang 26 Tahun. Karena usiaku yang sudah sangat dewasa aku selalu bersikap bijak dalam melakukan dan menggapi sesuatu, baik mengenai hubungan asmara kami maupun hal lain.

Kegiatan perkuliahan aku berjalan normal. Selain aktif mengikuti kuliah aku juga aktif mengikuti kegiatan organisasi-organisasi guna menambah wawasanku. Mengikuti kegiatan organisasi ditambah lagi kuliah ini menguras tenaga dan menyita banyak waktu. Namun, aku tetap cerdas membagi waktu, agar sesibuk apa pun aku tetap ada waktu untuk bersama kekasihku.

Awalnya aku mengenal dua wanita yang sangat baik dan menawan. Dua wanita itu pun sekalian kupacari. Itulah aku buaya, hahah…! Seiring berjalannya waktu aku harus mengambil keputusan untuk memilih salah satu diantara mereka yang menurutku pantas untuk menjadi kekasihku. Dan aku pun bersahasil memilih salah satu menurut keyakinanku.

Aku memilih Camelia dan memutus hubunganku dengan Carolina. Aku meyakini diriku untuk merajut kasih dengan sungguh bersama Camelia. Awalnya semua berbuah manis. Wajahnya yang cantik nan agung membuatku semakin terpesona dan jatuh cinta. Sifatnya sangat baik dan hangat. Kehangatan yang dia berikan kepadaku membuatku tak mau pergi dari sisinya. Aku ingin selalu bersamanya terus. Menghabiskan waktu seharian bersamanya pun kurasa tak cukup.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun pun berganti tahun, hubungan kami masih sama dan tak tergantikan. Justeru malah makin lekat dan cekat. Kelekatan kami semakin jelas, bahwa kami saling mencintai dan menyayangi. Mencintainya yang sungguh membuatku untuk berniat dan nekat untuk tinggal serumah dengannya. Dan hal itu pun terjadi. Aku bersamanya tinggal serumah alias satu kost.

Semakin ke sini hubungan kami semakin jelas karena kedua belah pihak dari orang tua kami pun sudah mengetahui. Aku pun sudah pernah membawanya ke rumahku untuk bertemu dengan orang tuaku. Itu kulakukan untuk meyakinkan dia bahwa aku benar-benar serius dengan hubungan ini. Begitu pun sebaliknya. Diantara aku dan dia pun tidak ada rahasia lagi, karena kami sudah saling mengenal. Aku semakin yakin dan setia padanya. Semua yang kumiliki menjadi milik kami berdua. Begitupun sebaliknya. Aku selalu berusaha untuk  ada disampingnya di saat suka maupun duka. Karena dalam benakku dia adalah wanitaku, masa depanku.

Namun sejauh ini hubunganku dengannya tidak berjalan mulus. Alias tanah yang rata. Sebab tanah rata sekalipun pasti ada pula batu dan kerikil-kerikil kecil yang kadang kala membuat kita terantuk dan tergelincir. Begitu pula dengan hubungan kami, ada jatuh bangunnya yang terjadi berulang kali. Dari jatuh bangunnya itu meyadarkan aku bahwa dalam kehidupan ini tidak ada seorang pun yang tidak merasakan sakit. Rasa sakit itu pasti ada. Sebab Tuhan yang Allah saja untuk sampai ke puncak keselamatan masih Jatuh Berulang kali, apalagi kita sebagai insan yang fana ini.

Sakit, itulah yang kurasakan. Rasa sesak pun menyelimuti ketika badai asmara datang menghampiri. Hubungan asmara yang kuperjuangkan dan kujaga selama ini ternyata hanya bualan baginya. Kasih dan cinta yang kuberikan kepadnya kurang lebih dua tahun ini tidak dianggap. Semua yang kuberikan selama ini kepadanya tak cukup, sehingga ia menyimpang. Aku pun tetap bersabar dan belajar untuk memahami serta memaafkannya. Semua itu kulakukan karena kumenghargainya sebagai wanitaku. Iya…seperti aku menghargai wanita hebat yang menghadirkan aku di dunia ini.

Demi keawetan hubungan kami, aku selalu memberinya pengertian. Memberinya arahan agar tidak salah dalam memilah dan memilih. Dia pun menuruti semua yang kupinta. Namun rupanya semuanya berlaku ketika saat aku sedang bersamanya. Ketika aku tidak ada maka permainan dimulai. Itulah dia yang selalu bermain api dibelakangku. Aku pun tidak peduli. Mungkin karena terlanjur sayang dan cinta. Itu lah cinta, kadang membuat orang buta dan bodoh. Saking bodohnya dengan cinta, aku pernah berjanji kepada dunia untuk hidup dan mati bersamanya. Hahaha…lucu!

 

Kebodohan atas cinta itu membawa malapetaka bagiku. Rasa cemburu karena adanya orang ketiga yang ia hadirkan dalam hubungan kami membuatku berbuat kasar dan berkata kasar padanya. Aku meluapkan segala  rasa yang selama ini kupendam padanya. Mungkin karena kata itu sangat menyatikinya dia pun membalasku dengan perkataan yang tak pantas untuk kudengar. “sebenarnya aku tidak suka dengan kaka. Aku tdak sayang kaka. Sejauh aku jalani hubungan ini karena aku menghargai perjuangan kaka”, katanya. Perkataan yang ia keluarkan sangat menyayat hatiku. Aku sangat kecewa.

Setelah mendengar perkataan itu. Aku sadar bahwa percuma kuberjuang  kalau ujung-ujungnya seperti ini terus, tidak akan ada kemajuan. Mulai dari situ rasa sayang yang dulu ada, perlahan memudar dan hilang bersama sang waktu yang terus berputar. Dia yang pernah aku sayang juga semakin merasa tidak nyaman setelah kejadian itu. Lalu dia memutuskan untuk menyudahi hubungan kami.

Ternyata selama ini aku salah mengartikan jiwa atau tingkah lakunya. Aku mengira bahwa dia mencintaiku. Namun ternyata tidak. Hanya aku yang menyayangi dia melebihi diriku sendiri dan mencintai tanpa di cintai. Itu membuat hatiku terluka. Begitu sakitnya ternyata mencintai tanpa dicintai orang yang aku cinta. Seperti pepatah yang hampir patah mengatakan, maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.

Setelah semua terjadi aku sadar dan mengingat kembali perkataan dosenku. “kitika dalam pacaran jangan pernah anda memberikan perasaanmu 100%. Karena perasaan itu sewaktu-waktu akan berubah jika perasaan yang dimiliki oleh pasangan anda memilih melewati jalur lain” kata dosenku.

Aku ikhlas. Semua yang terjadi aku biarkan terjadi. Sebab aku tahu bahwa mencintai tak harus memiliki. Dan aku percaya bahwa Tuhan pasti akan menggantikannya dengan orang yang lebih baik menurut kehendak-Nya.

 


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mencintai Namun Tak Dicintai (Cerpen Diko Oki)

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan