Iklan

RUMAH!

Catatan Kecil Sang Musafir
Monday, 24 October 2022 | October 24, 2022 WIB Last Updated 2022-10-24T16:56:59Z


RUMAH!



Setelah sekian lama berjuang mempertahankan bahtera cinta yang nahkodahnya hanya aku seorang, pada akhirnya aku sampai pada kesimpulan bahwa melepaskan adalah jalan paling relevan untuk dipilih.

Membiarkanmu pergi bukan karena kadar ketulusanku berkurang, tetapi karena engkau lebih memilih pergi ketimbang berjuang bersamaku sekali lagi.

Aku kecewa sejatinya.

Tapi, aku tak mau terjebak dalam kenangan dan lupa bahwa mungkin ada orang lain yang dapat menerimaku sekali lagi.

 Orang yang benar-benar menjadikanku rumah.  

Aku memang tak meragkan bahwa kamu pertama menerimaku sebagai rumahmu. Menjadikanku tempatmu pulang saat menjelang matamu terlelap: kita bercerita apa saja, hingga pagi tak sadar telah tiba.

Aku masih mencintaimu dan berharap kau kembali.

Tapi hingga kini kamu tak memberiku waktu atau setidaknya kesempatan untuk kembali bersua denganmu.

Mungkin benar: aku harus belajar merelakanmu dan berusaha mencintai yang lain tanpa menjadikan mereka sebagai dirimu!

            Seusai menyeruput kopi yang kuseduh sendiri, aku tak sengaja melihat kembali foto-fotomu yang kusimpan rapi dalam album mini itu. Hati terasa goyah dan hasrat untuk tetap menunggumu mekar begitu saja. Ingin aku mencoba mengirimmu pesan singkat. Tapi aku takut itu akan membuatmu semakin menjauh. Luka kepergianmu sudah cukup, aku tak mau memperdalamnya dengan kehilangan dirimu. Aku sadara kamu sama sekali tak lagi punya perasaan apa-apa. Jarak semakin kau perlebar. Kita berada dalam ruang yang sama dan zona waktu yang tak selisih sedetik pun, tapi kita tetap saja seperti orang asing. Doa-doaku tidak pernah kau aminkan. Dan Tuhan nyatanya lebih berpihak padamu. Entahlah mungkin aku memang terlampau buruk untukmu. Aku tak mampu apa-apa. Hanya sebagai lelaki dewasa yang tak pernah tahu kepada siapa harus bercerita, selain kepada Sang Ada yang lebih mendengar keraguanmu dan sajak-sajak lepas yang membuat orang menghakimiku sebagai manusia tak beruntung di antara para manusia lainnya: dalam perkara cinta!

            Melepaskan! Pada akhirnya melepaskan-merelakanmu-pergi adalah jalan paling bijak sekaligus paling kubenci untuk terus mencintaimu. Adalah lebih baik tetap mencintaimu dari jauh, ketimbang memilikimu tapi aku tak kauingini. Lebih baik mendiamkan semua rasa ini dan diam-diam terus mencintaimu dalam monolog-monolog cinta kita yang abadi dari pada membuatmu tersiksa pun malu jika harus bersanding denganku. Aku bukan siapa-siapa bukan? Hanya lelaki yang mampu mencintaimu dengan sederhana: mengelilingi kota sembari memegang jemarimu yang dingin karena embun pada malam jua menyanyikan lagu-lagu dengan lepasnya; menyentuh lembut keningmu ketika duduk di kedai kopi berbeda, tempat kita kali pertama bersua sebagai sahabat yang pelan-pelan jatuh dalam pelukan cinta tanpa kata-kata, berlangsung begitu saja; mengajakmu merayu Tuhan dalam doa agar kita dibolehkan terus bersama, ini hanya beberapa malam saja sebab susah signal; dan menggodamu agar ceria seperti biasanya.

            Akankah kupu-kupu yang kehilangan sebelah sayapnya masih bisa terbang untuk meniduri bunga-bunga lain yang begitu beraroma? Sulit. Keseimbangan adalah prasyarat agar ia bisa terbang dengan sempurna. Tapi kadang, kupu-kupu itu lupa diri. Ia tidak sadar kalau ia masih mempunya kaki yang setidaknya, meski tampak mustahil dan membutuhkan tenaga ekstra, mampu mengantarnya pada bunga lain. Aku adalah satu di antara kupu-kupu yang kehilangan keseimbangan sebab kau, sayapku yang sebelah, telah patah-tak utuh. Aku sama sekali tidak bisa terbang untuk mencangkau yang lain. Aku terjebak dan terus mencintaimu. Seperti kupu-kupu yang bersayap satu aku tak mampu terbang untuk mencintai yang lain. Bagiku kau bunga terakhir yang menawarkan madu paling nikmat! Tapi, aku akhirnya tahu diri. Aku tahu siapa aku: manusia dengan sejuta kekurangan dan keegoisan yang kadang menjengkelkan! Aku tahu bahwa aku bukanlah sosok yang tepat buatmu. Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik bukan?

            Meski berat aku memutuskan untuk keluar dari zona ternyaman yang pernah kurasakan: beradu kasih bersamamu! Seperti kupu-kupu yang kehilangan sayap untuk terbang dengan mudah: aku yang tak mampu berbuat apa-apa karena luka dan kehilangan yang masih tak mampu kuterima dnegan damai serta gelora cinta akanmu yang tak pernah berubah setitik pun, dengan berat hati belajar untuk mencintai yang lain. Mencintai dia, entah siapa!

***

Gadis pemalu nan diam itu. Entah kenapa aku jatuh hati padanya. Seperti denganmu dulu perasaan itu tiba-tiba muncul saat bertemu pandang pertama kalinya, saat kau duduk berdua bersamaku di taman penuh rahmat dan nubuat! Menatap wajahnya yang memerah karena malu membuatku terkesima. Caranya menyeduh kopi memikatku. Meski tak sama denganmu: kamu masih kucintai dan kusediakan ruang untuk kembali, barangkali ia mampu menerimaku sebagai rumah yang tak hanya disinggahi tetapi didiami kendai saat hujan atapnya bocor sana-sini. Rumah yang ia bersihkan kala kotor dan ia renovasi ketika beberapa tiang penyangganya mulai rapuh. Rumah yang adalah rumah itu sendiri: didiami, dibersihkan, diperbaiki, dirawat, dijaga, dipastikan aman! Kamu memang menjadikanku rumah, tapi akankah itu terus berlanjut setelah semuanya?

***

Tapi melalui malam yang bicara dalam kebisuannya, aku ingin berpesan padamu:

Jika dalam hatimu masih ada sisa cinta untukku,

katakanlah!

Aku masih mencintamu!

Betapapun itu sedikit, rasa itu, kalau kau izinka,

baiklah kita memekarkannya,

                                                                                          baiklah aku membuatnya makin berkembang! 


Gambar: internet (Adrie P. Saputra, https://www.grid.id/read/04178291/wow-keren-sayap-kupu-kupu-yang-rusak-ini-bisa-diperbaiki-oleh-seorang-wanita-dan-dia-terbang-kembali?page=all)

 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • RUMAH!

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan