Oleh: Elki Semit
Keinginanku Memelukmu
Keinginanku Memelukmu
Hatiku Berkecamuk
Bergetar Tak Menentu
Di Saat Sepi Membayangkan Wajahmu
Selalu Melintasi Alur Pikiranku
Hatiku Pun Tidak Tenang
Aku Mulai Perlahan-Lahan Menduakan Titik Focus
Di Saat Engkau Datang Aku Pun Membisu
Aku Hanya Tersenyum
Tak Mampu Mengungkapkan Isi Hati Ini
Aku Tahu
Pandangan Matamu Kepadaku
Pasti Engkau Menunggu Isi Hatiku Sebenarnya
Mengapa Dan Mengapa Semuanya Membisu
Mungkinkah Menunggu Waktu Yang Tepat
Berjumpa Denganmu
Aku Mau Engkau Merasakan Detak Jantung Ini
Merasakan Kehangatan Tubuhmu
Kian Aku Memelukmu Di Suatu Hari Nanti.
Siapakah Pemilik Hatimu
Harapanku Hanyalah Kesia-Siaan Saja
Semangatku Tuk Mendapatkanmu
Perjuanganku Memilikimu
Aku Mencari Cara Engkau Dalam Gengamanku
Hari Demi Hari Waktu Pun Terus Berputar
Aku Perlahan-Lahan Mengenalmu
Dari Ujung Rambutmu Sampai Ujung Kakimu
Luar sampai dalam
Namun akhirnya Aku Terjatuh
Ketika Aku Bertanya
Siapkah Pemilik Hatimu?
Engkau Hanya Diam Membisu
Memberikanku Secarik Kertas
Dalamnya Bertuliskan Nama dia yang jauh di sana
Kini Aku Menyesal
Aku Sadar
Aku Terbuai, Terlena Dalam Alunanmu
Aku Bertobat Mohon Sribu Ampun
Ternnyata Harapanku Hanyalah Kesia-Siaan Belaka
Mengalahkan Kedinginan
Oleh : Marianus Elkik Semit
Dulu Aku Bagaikan Katak Di Dalam Tempurung Kelapa
Seiring Berjalannya Waktu
Aku Mulai Merobohkan Tembok-Tembok Itu
Tahap Demi Tahap
Walaupun Dalam Kedinginan Aku Terus Mencobnya
Terus Berjuang Sekuat Semampuku
Aku Pun Berhasil Melawan Rasa Kedinginan Itu
Otot Tulang-Tulang Tubuhku Dulunya Kaku
Sekarang Bekerja Dengan Semangat
Aku Bukan Lagi Si Kecil Suka Merengek Dan Menangis
Sekarang Aku Adalah Raksasa Dalam Diriku
Aku Bisa Mengatasi Segala-Galanya
Kekuatanku Penuh
Kegairahan Selalu Stabil
Aku Selalu Mengasah Dan Mengasah Bagaikan Belati Tajam
Aku Berbisa
Bisa Mematikan Seperti Ular Kobra
Yes, Yes Aku Berhasil Mengalahkan Diriku Sendiri
Aku Bebas
Mengusik Hati
Keheningan Malam Mengusik Hati
Menambah Rinduku
Ku Meratap Dalam Kekelaman
Tetsan Air Mata Terlintas Di Pipihku
Ku Tak Mampu Menahan Rasa Sakit Hati Ini
Ku Coba Mengasingkan Diri
Di Tengah Keheningan
Ku Cari Penyembuh Luka Hati Ini
Aku Pun Mendapatinya
Dia, Si Pengobat Rindu
Pengobat Suka Duka Hidupku
Kesetiaan-Nya Tak Kunjung Pupus
Kasih-Nya Merambat Ke Sel-Sel Tubuhku
Aku Pun Mersakannya
Detak Jantungku Pun Perlahan-Lahan Merebak Seluruh Alam Keheningan
Kini Kerinduanku Telah Di Sembuhkan
Ambigu
Hari Semakin Dekat
Waktu Pun Terus Berputar
Kerinduanku Semakin Memuncak
Aku Pun Terhanyut Oleh Pikiranku
Pikiran Serba Mengawang Keangkasa
Detak jantung jam dinding
Menghanyutkan pikiranku
Aku Semakin Ambigu
Aku Yang Penuh Kebingungan
Kecemasanku Selalu Mengema Dalam Sanubariku
Detak Jantungku Tidak Lagi Seperti Biasanya
Langkahku Dulunya Penuh Semangat
Sekarang Kian Tertatih-Tatih
Seakan-Akan Aku Berdiri Kangkang
Aku Di Tengah-Tengah Perbatasan
Sembari Kubertanya Dalam Hati Kecilku
Mampukah Aku Melewati Semuanya Itu
Itulah Petanyaan Penuh Dilema Dalam Hatiku
Berikanlah jawabanmu untukku sekarang juga
Tak Mungkin Kembali
Haruskah Aku Kembali Kepadamu
Waktu Tak Memungkinkan Tuk Bertemu kembali
Tiga Tahun Berlalu Begitu Cepat
Hatiku Penuh Risau
Selalu Ingin Berjumpa Denganmu
Perasaanku Pun Tak Pernah Hilang
Ingin Bertemu Dirimu Jauh Di Sana
Kapankah Kita Akan Bertemu Kembali
Batang Usiaku Pun Semakin Tua
Rambutku Pun Mulai Memutih
Kulitku Yang Dulunya Lembut Nan Gemulai
Kini Menjadi Keriput
Namun Aku Tak Peduli Sedikt Pun
Bahwa Aku Tetap Senantiasa Mencintaimu
Mencintaimu Sampai Akhir Hayat Hidupku
Ku Tak Melupakan Dirimu
Forever More
Aku Bosan
Oleh : Marianus Elki Semit
Aku Bosan Melihat Engkau
Engkau Yang Selalu Mengodaku
Engkau Penuh Kecemburuan
Penuh Kerakusan Akan Kekuasaan
Engkau Harus Sadar
Dirimu Bukan Lagi Si Kecil
Engkau Sudah Tua
Akankah Sikapmu Seperti Dulu Lagi
Akankah Sikapmu Seperti Pemuda Dijalanan
Sadarlah Wahai Saudaraku
Bukan Saatnya Lagi Engkau Berekspresi
Sulit Bagiku Tuk Kembali Menjadi Muda
Yang Berlalu Biarlah Berlalu
Tak Mungkin Engkau Memutar Kembali Waktumu
Hidupilah Apa Yang Engkau Hidupi Sekarang
Tak Ada Tempat Lagi Untukmu
Kecurigaanmu Hanyalah Perasaanmu
Pantaskah Engkau Dijuluki “STNKA”
Kurasa Tidak
Engkau Manusia Terdidik
Ingat Dan Sadarlah Rambutmu Sudah Beruban
Aku Bermenung
Oleh : Marianus Elki Semit
Kala Itu Aku Ditepi Pantai
Di Bawa Pohon Ketapang
Kududuk Sembari Bermenung
Desiran Angin Menerobos Pori-Pori Kulitku
Semarak Laut Mengelora Nan Kebisingan
Seakan-Akan Ingin Merengut Nyawaku Yang Fana
Kebisingannya Selalu Mengusik Hatiku Nan Hening
Ku Hanya Diam
Berbisik Dalam Hati Kecilku
Kapankah Engkau Datang Menemaniku
Aku Menunggumu Di Sini
Hanya Secangkir Kopi Sebatang Rokok Menemaniku
Pengobat Luka Hati Ini, Hati Yang Penuh Berduri
Rasanya Sesak Penuh Derita
Seakan-Akan Membakar Diriku Habis-Habisan
Aku Tak Pernah Gubris Akan Semuanya Itu karena Aku Tahu
Semuanya Akan Disembuhkan Oleh Dia
Sang Ilahi
No comments:
Post a Comment