Iklan

Antologi Puisi Marianus Elki semit

Monday, 7 November 2022 | November 07, 2022 WIB Last Updated 2023-02-01T13:57:11Z

 

Antologi Puisi Marianus Elki semit
Antologi Puisi Marianus Elki semit

Oleh: Elki Semit

 

Keinginanku Memelukmu

Keinginanku Memelukmu

Hatiku Berkecamuk

Bergetar Tak Menentu

 

Di Saat Sepi Membayangkan Wajahmu

Selalu Melintasi Alur Pikiranku

 

Hatiku Pun Tidak Tenang

Aku Mulai Perlahan-Lahan Menduakan Titik Focus

 

Di Saat Engkau Datang Aku Pun Membisu

Aku Hanya Tersenyum

Tak Mampu Mengungkapkan Isi Hati Ini

 

Aku Tahu

Pandangan Matamu Kepadaku

Pasti Engkau Menunggu Isi Hatiku Sebenarnya

 

Mengapa Dan Mengapa Semuanya Membisu

Mungkinkah Menunggu Waktu Yang Tepat

Berjumpa Denganmu

 

Aku Mau Engkau Merasakan Detak Jantung Ini

Merasakan Kehangatan Tubuhmu

Kian Aku Memelukmu Di Suatu Hari Nanti.

 

Siapakah Pemilik Hatimu

 

Harapanku Hanyalah Kesia-Siaan Saja

Semangatku Tuk Mendapatkanmu

Perjuanganku Memilikimu

Aku Mencari Cara Engkau Dalam Gengamanku

 

Hari Demi Hari Waktu Pun Terus Berputar

Aku Perlahan-Lahan Mengenalmu

Dari Ujung Rambutmu Sampai Ujung Kakimu

Luar sampai dalam

 

Namun akhirnya  Aku Terjatuh

Ketika Aku Bertanya

Siapkah Pemilik Hatimu?

Engkau Hanya Diam Membisu

Memberikanku Secarik Kertas

 

Dalamnya Bertuliskan Nama dia yang jauh di sana

Kini Aku Menyesal

 

Aku Sadar

Aku Terbuai, Terlena Dalam Alunanmu

Aku Bertobat Mohon Sribu Ampun

Ternnyata Harapanku Hanyalah Kesia-Siaan Belaka

 

Mengalahkan Kedinginan

 

Oleh : Marianus Elkik Semit

 

Dulu Aku Bagaikan Katak Di Dalam Tempurung Kelapa

Seiring Berjalannya Waktu

Aku Mulai Merobohkan Tembok-Tembok Itu

Tahap Demi Tahap

 

Walaupun Dalam Kedinginan Aku Terus Mencobnya

Terus Berjuang Sekuat Semampuku

Aku Pun Berhasil Melawan Rasa Kedinginan Itu

Otot Tulang-Tulang Tubuhku Dulunya Kaku

 

Sekarang Bekerja Dengan Semangat

Aku Bukan Lagi Si Kecil Suka Merengek Dan Menangis

Sekarang Aku Adalah Raksasa Dalam Diriku

Aku Bisa Mengatasi Segala-Galanya

 

Kekuatanku Penuh

Kegairahan Selalu Stabil

Aku Selalu Mengasah Dan Mengasah Bagaikan Belati Tajam

 

Aku Berbisa

Bisa Mematikan Seperti Ular Kobra

Yes, Yes Aku Berhasil Mengalahkan Diriku Sendiri

Aku Bebas

 

Mengusik Hati

 

Keheningan Malam Mengusik Hati

 

Menambah Rinduku

 

Ku Meratap Dalam Kekelaman

 

Tetsan Air Mata Terlintas Di Pipihku

 

Ku Tak Mampu Menahan Rasa Sakit Hati Ini

 

Ku Coba Mengasingkan Diri

 

Di Tengah Keheningan

 

Ku Cari Penyembuh Luka Hati Ini

 

Aku Pun Mendapatinya

 

Dia, Si Pengobat Rindu

 

Pengobat Suka Duka Hidupku

 

Kesetiaan-Nya Tak Kunjung Pupus

 

Kasih-Nya Merambat Ke Sel-Sel Tubuhku

 

Aku Pun Mersakannya

 

Detak Jantungku Pun Perlahan-Lahan Merebak Seluruh Alam Keheningan

 

Kini Kerinduanku Telah Di Sembuhkan

 

 

Ambigu

 

Hari Semakin Dekat

Waktu Pun Terus Berputar

Kerinduanku Semakin Memuncak

Aku Pun Terhanyut Oleh Pikiranku

 

Pikiran Serba Mengawang Keangkasa

Detak jantung jam dinding

Menghanyutkan pikiranku

 

Aku Semakin Ambigu

Aku Yang Penuh Kebingungan

Kecemasanku Selalu Mengema Dalam Sanubariku

Detak Jantungku Tidak Lagi Seperti Biasanya

Langkahku Dulunya Penuh Semangat

 

Sekarang Kian Tertatih-Tatih

Seakan-Akan Aku Berdiri Kangkang

Aku Di Tengah-Tengah Perbatasan

Sembari Kubertanya Dalam Hati Kecilku

Mampukah Aku Melewati Semuanya Itu

 

Itulah Petanyaan Penuh Dilema Dalam Hatiku

Berikanlah jawabanmu untukku sekarang juga

 

 

Tak Mungkin Kembali

 

Haruskah Aku Kembali Kepadamu

Waktu Tak Memungkinkan Tuk Bertemu kembali

 

Tiga Tahun Berlalu Begitu Cepat

Hatiku Penuh Risau

Selalu Ingin Berjumpa Denganmu

 

Perasaanku Pun Tak Pernah Hilang

Ingin Bertemu Dirimu Jauh Di Sana

Kapankah Kita Akan Bertemu Kembali

 

Batang Usiaku Pun Semakin Tua

Rambutku Pun Mulai Memutih

Kulitku Yang Dulunya Lembut Nan Gemulai

Kini Menjadi Keriput

 

Namun Aku Tak Peduli Sedikt Pun

Bahwa Aku Tetap Senantiasa Mencintaimu

Mencintaimu Sampai Akhir Hayat Hidupku

 

Ku Tak Melupakan Dirimu

Forever More

Aku Bosan

 

Oleh : Marianus Elki Semit

 

Aku Bosan Melihat Engkau

Engkau Yang Selalu Mengodaku

 Engkau Penuh Kecemburuan

 

Penuh Kerakusan Akan Kekuasaan

Engkau Harus Sadar

Dirimu Bukan Lagi Si Kecil

 

Engkau Sudah Tua

Akankah Sikapmu Seperti Dulu Lagi

Akankah Sikapmu Seperti Pemuda Dijalanan

 

Sadarlah Wahai Saudaraku

Bukan Saatnya Lagi Engkau Berekspresi

Sulit Bagiku Tuk Kembali Menjadi Muda

 

Yang Berlalu Biarlah Berlalu

Tak Mungkin Engkau Memutar Kembali Waktumu

Hidupilah Apa Yang Engkau Hidupi Sekarang

 

Tak Ada Tempat Lagi Untukmu

Kecurigaanmu Hanyalah Perasaanmu

Pantaskah Engkau Dijuluki “STNKA”

Kurasa Tidak

 

Engkau Manusia Terdidik

Ingat Dan Sadarlah Rambutmu Sudah Beruban

 

 Aku Bermenung

 

Oleh : Marianus Elki Semit

 

Kala Itu Aku Ditepi Pantai

Di Bawa Pohon Ketapang

Kududuk Sembari Bermenung

 

Desiran Angin Menerobos Pori-Pori Kulitku

Semarak Laut Mengelora Nan Kebisingan

Seakan-Akan Ingin Merengut Nyawaku Yang Fana

 

Kebisingannya Selalu Mengusik Hatiku Nan Hening

Ku Hanya Diam

Berbisik Dalam Hati Kecilku

 

Kapankah Engkau Datang Menemaniku

Aku Menunggumu Di Sini

Hanya Secangkir Kopi Sebatang Rokok Menemaniku

 

Pengobat Luka Hati Ini, Hati Yang Penuh Berduri

Rasanya Sesak Penuh Derita

Seakan-Akan Membakar Diriku Habis-Habisan

 

Aku Tak Pernah Gubris Akan Semuanya Itu karena Aku Tahu

Semuanya Akan Disembuhkan Oleh Dia

Sang  Ilahi

 

                                          

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Antologi Puisi Marianus Elki semit

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan