Iklan

Mimpi Lista yang Terwujud (Kisah Inspirasi)

Redaksi
Tuesday, 4 June 2024 | June 04, 2024 WIB Last Updated 2024-06-04T14:33:30Z

Oleh: Fr. Hery Gole, OSM

Inilah kisah perjalanan hidup seorang anak desa yang menjadi perawat Bernama Lista. Dia tinggal di sebuah desa yang cukup jauh dari Kota. Dalam keluarga, Lista adalah anak yang rajin, patuh, ramah, sopan, dan bertanggung jawab. Setiap hari, dia selalu membantu ibunya seperti memasak, mencuci, membersihkan halaman rumah, dan dia juga memiliki kepribadian yang mudah bergaul dengan orang lain sehingga dia memiliki banyak teman. Keluarga Lista adalah keluarga yang sederhana dibandingkan dengan tetangganya, penghasilan orang tuanya per bulan cukup untuk membiayai kehidupan keluarga dan membayar uang sekolah. Orang tuanya selalu mengajarkan hal-hal yang baik dan memberikan nasihat kepada anak-anaknya, terutama kepada Lista karena dia adalah anak bungsu.

Lista adalah seorang gadis kecil yang patuh kepada orang tuanya. Pada suatu kesempatan, ketika Lista masih belajar di sekolah, tiba-tiba ibunya pingsan dan ibunya hanya seorang diri di rumah, suaminya sedang bekerja di sawah milik mereka. Empat jam ibu Lista tergeletak di lantai rumah tanpa ada seorang pun yang menolongnya. Ibu Lista sebelumnya pernah beroperasi karena kanker rahim dan setelah dioperasi, ibu Lista jarang melakukan kontrol di Puskesmas terdekat, akhirnya pada hari itu mulai merasa pusing dan hingga pingsan.

Beberapa jam kemudian, akhirnya Lista pulang sekolah dengan cepat mengingat ibunya sendirian di rumah. Sesampai di pintu rumah, Lista memanggil ibunya, "Ibu...ibu... Ibu... Lista pulang, Ibu ada di mana?" Lista terkejut karena ibunya tidak menjawab ketika dia memanggilnya. Akhirnya Lista perlahan-lahan masuk ke rumah, dan melihat ibunya sudah tergeletak di lantai, dia berusaha memanggil ibunya, tetapi ibunya tidak menjawab dan tanpa bersuara lagi.

Dalam situasi itu, Lista akhirnya menangis dan meminta tolong kepada tetangga untuk segera membantu ibunya yang sekarat itu. Namun, perjuangan Lista sia-sia, tidak ada seorang pun yang datang membantunya. Lista bingung dengan dirinya sendiri, apa yang harus dilakukan, tak lama kemudian akhirnya dia berdiri di pinggir jalan raya dan menangis. Beberapa menit kemudian, akhirnya lewatlah sebuah angkot dan di dalam angkot itu tidak ada penumpang. Akhirnya dia meminta bantuan kepada sopir angkot agar menghantar ibunya ke sebuah Puskesmas terdekat. Dengan hati yang tulus, akhirnya sopir itu bersedia membantu Lista yang sedang berduka itu dan mereka segera menghantar ke Puskesmas.

Ketika sampai di Puskesmas, Lista meminta tolong kepada sahabatnya yang bekerja di Puskesmas itu agar sesegera mungkin membantu ibunya yang sedang sekarat itu. Melihat kesedihan Lista, akhirnya banyak perawat datang merawatnya dan membawa makanan untuk Lista dan Ibunya. Selama Lista bersama Ibunya berada di Puskesmas, ayah Lista tidak mengetahui situasi yang dialami oleh istrinya, karena Ayah Lista masih berada di sawah.

Perawatan Ibu Lista terus berjalan normal karena banyak perawat datang untuk menemani dan merawat Ibu Lista. Dalam hati, Lista berpikir bagaimana bisa membiayai perawatan ibunya. Lista tidak memiliki uang, dan Kartu kesehatan pun tidak punya. Lista hanya duduk diam dan menangis melihat situasi dan kondisi ibunya itu, meskipun Lista sedih dan panik, Lista terus berdoa agar Ibunya lekas sembuh dan bisa pulang ke rumahnya.

Keesokan harinya, setelah kondisi ibunya mulai membaik, pihak Puskesmas akhirnya mengizinkan Lista dan ibunya untuk kembali ke rumahnya. Lista merasa bingung, bagaimana mungkin mereka bisa pulang padahal biaya perawatan ibunya belum dibayar. Dalam keadaan bingung dan takut tersebut, Lista memberanikan diri untuk menghadap kepala Puskesmas dan menyampaikan situasi yang dihadapi oleh keluarganya. Dia mengungkapkan bahwa saat ini, keluarganya tidak memiliki uang untuk membayar biaya perawatan ibunya. Dia tidak bisa menahan rasa sedihnya dan akhirnya menangis di depan kepala Puskesmas. Melihat situasi yang dihadapi oleh Lista dan keluarganya, kepala Puskesmas akhirnya tidak meminta biaya perawatan untuk ibu Lista dan mengizinkan mereka untuk pulang ke rumah. Ketika Lista dan ibunya berada di halaman Puskesmas, banyak perawat yang datang dan memeluk mereka, memberikan dukungan kepada keluarga Lista.

Pengalaman ini menginspirasi Lista untuk menjadi seorang perawat. Dia berkomitmen bahwa setelah menyelesaikan SMA, dia ingin mewujudkan impiannya menjadi seorang perawat. Pada suatu kesempatan, menjelang ujian akhir semester, Lista mencoba menyampaikan keinginannya itu di hadapan orang tuanya dan kedua saudaranya. Keinginan dan niat Lista disetujui oleh orang tuanya untuk melanjutkan Pendidikannya menjadi seorang perawat, sementara kedua saudaranya tidak menyetujui, karena mereka merasa tidak mampu membiayai pendidikan tersebut, apalagi menjadi perawat membutuhkan biaya yang cukup besar. Lista merasa kecewa karena tidak mendapatkan dukungan dari kedua saudaranya dan mereka berpendapat bahwa cita-cita tersebut bukanlah yang realistis bagi seorang anak desa.

Tibalah waktu bagi Lista untuk mengikuti ujian akhir semester. Semangatnya bercampur dengan kekecewaan karena kedua saudaranya tidak menyetujui keinginannya. Rasa sedih, kecewa, dan marah membuatnya kurang semangat dalam mengerjakan soal ujian. Meski berhadapan dengan situasi tersebut, dia terus membangkitkan semangatnya untuk mewujudkan impian dan harapannya di masa depan. Situasi dan kondisi keluarganya menjadi motivasi bagi Lista untuk terus berjuang menuju komitmen awalnya agar bisa memperbaiki situasi keluarganya ke arah yang lebih baik. Lista terus berjuang dan bertekad agar suatu saat nanti bisa menunjukkan kepada keluarganya bahwa dia bisa memberikan yang terbaik melalui perjuangannya.

Setelah menyelesaikan sekolah di kampungnya, Lista kembali berbicara dan meminta izin kepada kedua orang tuanya agar dia bisa melanjutkan perjalanan hidupnya, yaitu mengejar mimpi menjadi seorang perawat. Di hadapan orang tuanya, Lista berjanji bahwa suatu saat nanti dia akan memberikan yang terbaik kepada mereka. Lista mengatakan kepada orang tuanya agar tidak memberitahu kedua saudaranya bahwa dia akan pergi ke tempat yang jauh untuk melanjutkan tujuan hidupnya. Lista memberi pesan kepada orang tuanya agar jangan lupa berdoa dan teguh dalam pekerjaannya. Meski mereka adalah keluarga sederhana, kesederhanaan itu akan melahirkan harapan baru. Hidup sederhana bukan berarti mereka tidak mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik, semuanya pasti bisa jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Hidup sederhana menjadi harta khusus yang diberikan Tuhan kepada keluarga kita.

Kedua orang tua Lista merasa terharu dengan kecerdasan anaknya, meskipun dia adalah anak bungsu, tetapi dia memiliki harapan yang kuat dan mampu mengubah nasib keluarganya. Tiga bulan kemudian, akhirnya Lista mulai mempersiapkan diri dan segala persyaratan untuk kuliah di kampus tersebut. Beberapa hari kemudian, Lista memohon doa restu dari kedua orangtuanya. Sambil berpelukan, Lista akhirnya menangis dalam rangkulan tangan kasih kedua orangtuanya. Saat itu, Ibu Lista memberikan nasihat kepada Lista dan memberikan uang sebesar tiga juta rupiah, hasil tabungan ibunya. Setelah berpelukan, akhirnya Lista berangkat tanpa diketahui oleh semua keluarganya. Lista pergi ke terminal dengan mobil jemputan. Selama perjalanan menuju terminal, Lista terus bergulat dengan perasaan sedih karena memikirkan kondisi keluarganya, terutama ibunya.

Setibanya di terminal, Lista secara tidak sengaja bertemu dengan teman-teman dari tetangga kampungnya dan teman-teman sekolah SMP. Mereka juga ingin melanjutkan pendidikan di fakultas kesehatan yang ada di Makassar. Dalam pertemuan itu, Lista merasa lebih tenang karena sudah memiliki teman perjalanan dan akan kuliah bersama di kampus yang sama. Tiga jam kemudian, mereka melanjutkan perjalanan menuju Bandara Udara. Lista merasa bingung dan panik karena uangnya tidak cukup untuk membeli tiket. Namun, dalam kebingungan itu, Lista dibantu oleh salah seorang penumpang yang mengenalnya dengan baik. Lista merasa terharu dengan kebaikan orang tersebut, dan akhirnya dia bisa membeli tiket pesawat bersama teman-temannya.

Beberapa menit kemudian, mereka masuk ke dalam pesawat. Lista terus memikirkan kedua orangtuanya yang selalu mendukungnya sembari dia cemas, takut, dan ragu-ragu karena ini adalah kali pertama dia naik pesawat. Dia menyadari bahwa dia adalah seorang anak desa yang belum berpengalaman, apalagi dalam hal naik pesawat. Ketika pesawat mulai terbang, hati Lista tidak bisa menahan kesedihan dan dia menangis, teringat akan orangtuanya dan kampung halamannya. Selama tiga jam di pesawat, hati Lista terus bergulat dengan perasaan sedih dan dia terdiam, teringat akan kisah hidupnya yang penuh dengan penderitaan. Ketika teman-temannya melihat kesedihannya, mereka mulai memberikan hiburan dan motivasi, akhirnya Lista menjadi lebih tenang.

Sesampai di Bandara Makassar, Lista bersama kawan-kawannya langsung dijemput oleh kakak kelas Lista dari SMA. Lista merasa sangat senang dan terharu dengan kebaikan kakak kelasnya yang mau meluangkan waktu untuk menjemput mereka di Bandara. Selama sebulan berada di tempat baru, Lista mengalami kesulitan, karena merindukan orang tuanya dan tidak bisa memberi kabar kepada mereka karena tidak memiliki handphone. Selain itu, Lista juga harus beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman baru. Dua bulan kemudian, Lista mengikuti pembinaan awal (OSPEK) bersama dengan mahasiswa baru lainnya. Hati Lista terpukul karena menyadari bahwa dia hanya seorang anak petani desa. Namun, dia tidak menyerah pada kesedihan tersebut dan mengingat komitmen awalnya untuk membuktikan bahwa dia bisa memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Seiring berjalannya waktu, kegiatan pembinaan mahasiswa baru berakhir, dan seminggu kemudian, Lista mulai menjalani perkuliahan bersama teman-temannya.

Selama tiga tahun perkuliahan, Lista menghadapi tantangan baru. Uang kuliahnya belum dibayar dan orang tuanya belum mengirimkan uang. Lista merasa cemas, sedih, dan putus asa dengan situasi tersebut. Teman-teman seperjalanan dari kampungnya tidak dapat membantunya, dan harapan serta semangat Lista menjadi suram. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Setiap hari, Lista mendapat Surat panggilan dari kampus karena masalah keuangan yang belum diselesaikan. Keesokan harinya, teman sebangku Lista menemui dia. Teman Lista adalah anak dari keluarga kaya di Kota itu. Tanpa berpikir panjang, teman Lista membantu dan melunasi semua uang kuliahnya. Dengan bantuan temannya itu, akhirnya Lista dapat melanjutkan perkuliahan.

Dalam kehidupan sehari-harinya, Lista terus berjuang untuk mencapai mimpinya. Dia rajin belajar dan mengembangkan bakatnya. Kemampuan dan potensi Lista semakin berkembang. Dia aktif dalam organisasi kampus dan berperan aktif dalam bidang ilmiah sambil mengisi waktu luangnya. Banyak teman dan dosen di kampus kagum dengan kecerdasan dan kepandaian Lista. Setiap kali ada kegiatan perlombaan di kampus atau di kampus lain, Lista selalu meraih peringkat pertama, mengalahkan teman-temannya. Kecerdasan dan kepandaian Lista dimulai sejak kecil hingga kuliah. Dia adalah orang yang rajin membaca dan menulis. Setelah tiga tahun berlalu, Lista berhasil melewati semua kesulitan dalam perkuliahan dengan baik.

Pada suatu waktu selama liburan, Lista meluangkan waktu untuk pergi berlibur ke sebuah tempat dengan pemandangan indah. Tempat tersebut adalah salah satu tempat terkenal di Kota itu dan sering dikunjungi oleh banyak orang. Lista pergi ke tempat tersebut dan menikmati pemandangan. Dia merasakan kedamaian di dalam dirinya dan tidak ada lagi perasaan sedih yang menyelimuti hatinya. Dia terlihat bahagia dan penuh sukacita berada di tempat tersebut. Sambil menikmati pemandangan alam, Lista mengingat kembali pengalaman masa lalunya bersama keluarganya, terutama ketika ibunya sedang sakit dan ayahnya bekerja keras di sawah. Dia juga mengingat nasihat orangtuanya sebelum berangkat ke Kota Makassar.

Selama beberapa jam, Lista duduk dan merenung. Dalam hati kecilnya, Lista berkata, "Lista, bangkitlah!" Dengan penuh semangat, Lista berteriak dan melepaskan semua beban dan kesedihannya. Dia tidak bisa menahan semua perasaan luka yang dialaminya sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, Lista pulang dengan perasaan senang dan antusias. Dia telah melepaskan semua persoalan yang dia rasakan. Ketika sampai di kamarnya, Lista mulai menulis di buku harian tentang apa yang dia rasakan hari itu.

Hari terus berganti, dan Lista kembali mengikuti perkuliahan pada semester terakhir. Pada semester terakhirnya, Lista menghadapi tantangan baru karena banyak tugas yang harus diselesaikan, seperti skripsi dan tugas lainnya. Dia merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan. Meskipun dia anak yang cerdas, dia merasa cemas terutama mengenai biaya registrasi dan kebutuhan pribadinya setiap hari. Lista tahu bahwa orang tuanya berada di kampung halamannya. Dia berkomitmen untuk tidak membebankan orang tuanya dalam mencari uang. Tiga minggu setelah masuk kuliah, Lista membaca informasi tentang perlombaan pidato bahasa Inggris yang diadakan oleh prodi tersebut. Surat tersebut menjelaskan semua tentang kegiatan tersebut dan bahwa pemenang pertama akan mendapatkan beasiswa dari kampus. Setelah membaca informasi tersebut, Lista segera mendaftar sebagai peserta lomba dan mendapatkan nomor undian pertama.

Beberapa hari kemudian, kampus tersebut mengadakan kegiatan perlombaan pidato bahasa Inggris yang diikuti oleh seluruh mahasiswa, staf dosen, dan pegawai. Sebelum memulai kegiatan tersebut, Lista berkata dalam hatinya, "Lista, bangkitlah! Lista, kamu bisa!" Beberapa menit kemudian, Nama Lista dipanggil untuk tampil pertama. Hati Lista sedikit gugup dan panik saat berjalan menuju panggung, tetapi dengan penuh rasa percaya diri, Lista berhasil menguasai panggung perlombaan. Pidato Lista sangat baik, bahasanya sederhana namun bermakna. Banyak dosen dan juri memuji kecerdasannya, terutama saat berpidato dalam bahasa Inggris. Keesokan harinya, Lista diumumkan sebagai pemenang pertama dalam perlombaan pidato tersebut, dan dia mendapatkan beasiswa dari kampus. Hal ini membuat Lista merasa aman karena tidak perlu meminta uang kepada orang tuanya lagi.

Di tahun keempat kuliahnya, Lista dengan tekun mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan semua tugas kampus, terutama skripsi. Kemampuannya membantu Lista menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan baik, termasuk ujian proposal dan skripsi. Lista adalah orang yang hebat. Kepandaiannya membuat teman-teman sekamarnya cemburu dan enggan berteman dengannya. Teman-temannya merasa iri dengan kecerdasannya. Namun, Lista tetap bersikap baik terhadap mereka hingga ia menyelesaikan kuliahnya.

Cita-cita Lista untuk menjadi seorang perawat terus melekat di hatinya. Dia terus berharap dan berdoa kepada Tuhan agar bisa meraih impian tersebut. Empat bulan kemudian, Lista mempersiapkan diri untuk mengikuti acara wisudanya. Saat acara wisuda berlangsung, Lista dan teman-temannya merasa sukacita dan bahagia. Air mata kebahagiaan melambangkan pengorbanan Lista sebagai seorang anak desa bisa mengalami peristiwa penting tersebut. Lista terharu dengan pengalaman pada hari itu. Dia mendapatkan gelar baru bersama teman-temannya, dan para dosen memberikan apresiasi atas perjuangan mereka selama empat tahun di kampus. Lista juga diberikan penghargaan oleh rektor kepala fakultas sebagai tanda penghormatan atas prestasinya yang telah membawa Nama baik fakultas tersebut.

Peristiwa pada hari wisuda merupakan sebuah berkah bagi Lista. Impiannya untuk menjadi seorang perawat bukan lagi hanya sebatas cita-cita, tetapi Lista berhasil menggapainya. Pengorbanan dan perjuangan Lista selama beberapa tahun bukanlah hal yang mudah. Dia selalu menghadapi kesulitan dan penderitaan, namun kini semua penderitaan itu telah melahirkan sukacita. Kerinduan Lista terhadap orangtuanya terus membara di dalam dirinya. Akhirnya, beberapa minggu kemudian, Lista harus kembali ke kampung halamannya. Kedua orang tuanya sangat khawatir dengan anak bungsunya karena tidak pernah memberikan kabar selama berada di tempat kuliah, dan mereka tidak pernah berpikir bahwa anak bungsunya akan pulang pada hari itu.

Saat sampai di depan rumah, Lista memanggil ayah dan ibunya. Kejadian ini terjadi saat kedua orang tuanya berada di rumah. Ketika mereka mendengar suara anak bungsunya, mereka keluar dan menuju pintu untuk melihat anaknya pulang. Suasana di rumah Lista menjadi ramai saat itu. Semua keluarga mulai datang ke rumah untuk memberikan ucapan selamat atas keberhasilan Lista. Kedua orang tuanya sangat bangga dengan perjuangan sang anak bungsunya. Meskipun kehidupan keluarga mereka sederhana, di balik kesederhanaan itu terdapat kebahagiaan yang indah. Dua minggu kemudian, setelah menjadi seorang perawat, Lista memutuskan untuk melamar dan bekerja di Puskesmas tempat ibunya pernah dirawat. Lamarannya diterima, dan Lista mulai bekerja di Puskesmas tersebut. Kehadiran Lista sebagai perawat desa menjadi inspirasi bagi anak-anak desa lainnya untuk berani bermimpi dan berusaha keras mewujudkannya.
 
 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mimpi Lista yang Terwujud (Kisah Inspirasi)

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan