Iklan

Puisi-puisi Ryan Arnold (Part II)

Monday, 28 October 2024 | October 28, 2024 WIB Last Updated 2024-10-29T02:00:37Z

 


Gerimis

Pernah kita terjebak di antara gerimis yang menitik dari semesta
tubuh kita terlanjur kuyub
lantaran, jalan pulang yang terlampau jauh

Sejenak kita berteduh menepis gigil dalam kehangatan
pada gigilnya pagi hasrat memanggil pulang rindu yang tersesat di antara rimba tawamu

Kita pernah bersama di gubuk reyot tak bertuan
Sembari menunggu gerimis usai
Kau membakar sendu dengan peluk
Kapan lagi?

Vocationary- Suatu Pagi, 19 Oktober 2024

Segelas kopi

Senja pergi menanggalkan kebisingan
sembari mengundang hening yang mengadu lalu menggundah.

Kuseduh aroma kopi pekat yang hilang di tengah kebisuan,
melarung gundah pada tiap teguknya
perahu kertas yang kau ciptakan tuk kubawa berkelana mengarungi debur jantungmu
hilang entah kemana?

di kapela ini
lentik-lentik jemari tekun bertakzim
merapal doa penuh sungguh
mengharap nirwana menjadi tempat peraduan terakhir
tatkala, kematian menjemputnya.

Maumere, 05 Mei 2024

Janji Putih

Di hadapan arca sang perawan kita bernazar
tuk mengais cinta dari lubuk kesetiaan

Kisah bergulat menuju nirwana
berisak pada kisah yang redup

Kita pernah bersama di masa itu
saat Sang Nirmala merestui cinta sembari
kita baringi cinta dengan Janji Putih
dengan harap tak’kan ternodai

Pernah rindu menuntun kita pada pulang
gusar pernah membayang penuh rusuh
lalu kita bermusuh tapi tak pernah usai kita merajut

Kembang yang diberikan sang Nirmala
masih kusimpan dan akan kuselipkan
disetiap tidur malam agar kau tahu tak selamanya cinta harus diakhiri tapi dibawa dalam doa.

pernah kau meminta menjauh karena alasan lelah
kemudian kembali dengan janji putih namun telah ternoda.

Bukit Nilo, 20 Oktober 2024
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Puisi-puisi Ryan Arnold (Part II)

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan