Iklan

Puisi-puisi Sary Dafrossa

Monday, 16 December 2024 | December 16, 2024 WIB Last Updated 2024-12-17T01:32:40Z

Oleh: Sary Dafrossa

Alunan Kisah Pilu

Dentuman musik sendu itu rasanya seperti menyatu dalam aliran nadiku,
Peristiwa-peristiwa memilukan lekas terputar dalam benak.
Bayangan samar atas hilangnya kehangatanmu,
atau jenaka yang tak penah lagi kutemukan setelah asing_menjadi ujung simpul
dari ketidakmungkinan kita untuk tetap bersama.

Kamu pernah kutulis menjadi lirik paling cinta,
bait lagu yang mengisahkan perjalanan kita.
Mengalun di derai nafas juga tawa yang pernah menggema di semesta.
Sebelum akhirnya di, waktu menyudahi segalanya.
Kamu menjelma lirik paling luka, di akhir cerita kita.

Kini,melodi itu terasa hampa syair-syairnya tak lagi bermakna.
Kisah yang melekat di dalamnya, menjadi patah yang tak ingin ku
Dengar laranya.
Biar kupupuskan perasaan rindu, agar lekas kusudahi segala tentangmu.

Akan kuhapus sis samar bayangmu_dari ruang yang tak akan lagi kita singgahi.
Biarkan melodi dengan nada sunyi, menghantar kita di persimpangan jalan.
Mengakhiri segala rasa yang pernah berharap mungkin_dari ketidakmungkinan.


Kepergianmu

Di balik tirai malam yang menampakan panorama rembulan,
Aku hanya mampu memandang gulita di sekujur ketidakberdayaan.
Pula jeritan hati yang kupaksa bungkam, agar berhenti menangisi perihalmu
Yang telah lama meninggalkan.

Kepergianmu meninggalkan sejuta tanya,
Tapi nyatanya semesta berkehendak lain, dirimu pergi Bersama luka yang
Kau goreskan di hatiku.
Aku tak mengira, kau pergi dengan begitu cepatnya.

Butuh waktu yang tak sebentar, agar aku tak lagi bertanya-tanya.
Tentang alasan paling masuk akal agar aku lekas berdamai
Dengan kenyataan-bahwa kita tak lagi bisa untuk saling menguatkan.

Dan kini, ku relakan kau pergi.
Kejarlah yang kau inginkan walau kau tak bersamaku lagi.
Akan tetapi satu yang harus kau ingat,
Doaku selalu menyertai langkahmu,
Biarkan kisah kita menjadi kengan abadi yang tak akan lekang oleh
Ruang dan waktu.


Nayanika

Deru ombak
Embusan lembut angin laut menyeruak
Pasir putih menghampar berserak
Dan kamu dengan senyuman merebak

Senja berona emas Bagai lentera
Sinarnya mengecat seluruh cakrawala
Sekawanan burung kenari asyik tertawa
Dan tatapan syahdu sepasang nayanika

Senja itu terlalu cepat berlalu
Sedang kasih kita belum puas beradu
Di hamparan pasir kita rebah menyatu
Melepas resah manja bermadu.



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Puisi-puisi Sary Dafrossa

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan