Iklan

Mencari Kebahagian Adalah Sumber Penderitaan

Sunday, 12 January 2025 | January 12, 2025 WIB Last Updated 2025-01-12T12:52:00Z

 


Oleh: Sirilus Yekrianus

Fenomena menarik dalam kehidupan manusia saat ini adalah mencari kebahagian. Banyak orang berlomba-lomba mencari kebahagian. Bahkan menjadi hal yang lumrah bermunculan tips-tips hidup bahagia, entah itu di media sosial maupun buku-buku motivasi. Setiap hari kita akan disuguhkan berbagai macam tips-tips instan untuk memperoleh kebahagian. Kerap kali juga kebahagaian ini disanding-sandingkan dengan memiliki karier yang gemilang, bisnis yang sukses, suami yang tajir, istri yang cantik, dan masih banyak lagi. Untuk menjadi seperti itu, kita harus mengejarnya. Artinya kebahagian itu harus dikejar seperti dalam dunia perlombaan. Kita terjebak dalam ilusi bahwa kebahagiaan adalah tujuan akhir.

Standar yang demikian yaitu kebahagiaan adalah tujuan akhir merupakan suatu penderitaan. Artinya orang yang mengejar kebahagian sejatinya kehilangan kebahagiaan itu sendiri. Orang yang kerja keras dari pagi sampai malam dengan tujuan agar mendapat uang yang banyak, dengan tujuan agar bisnisnya sukses dan menjadi kaya, menganggap kesuksesan tersebut adalah kebahagian. Patokan atau standar semacam ini merupakan suatu kesesatan, sebuah pemikiran yang membawa pada kehancuran.

Ketika kita terlalu fokus pada kebahagian sebagai hasil akhir, seperti banyak tips-tips yang sajikan di media sosial, kita melewatkan momen-momen kecil yang membentuk esensi hidup. Kita terobsesi dengan hasil, sehingga prosesnya menjadi beban. Kita merasa gagal ketika standar kebahagian yang diimpikan, yang dikejar tidak tercapai., dan akhirnya kita terjebak dalam siklus kekecewaan. Bahkan tidak sedikit orang mengalami stres, lebih ekstrim lagi bunuh diri. Tidak jarang juga banyak anak-anak saat ini terutama yang masih berada di dunia sekolah mengalami depresi, kecemasan, berwajah murung, tidak bebas, karena takut bila nilainya jelek. Orang tua memberi patokan atau standar nilai tertentu terhadap anaknya, dan jika standar itu tidak dicapai yang terjadi adalah anaknya merasa takut dan cemas. Maka sering kali kita akan melihat begitu banyak anak seperti robot, tidak bebas berekspresi.

Padahal, kebahagian itu sendiri bukan sesuatu yang perlu dicari dan dikejar. Ia bukan benda hilang dan perlu ditemukan. Kebahagian itu sendiri hadir setiap saat, dalam momen apapun. Kebahagian itu hadir dalam proses, kebahagian hadir dalam pendertiaan. Bahagia hadir dalam situasi senang maupun sedih. Kebahagian itu hadir dalam diri mereka yang menderita. Mother Teresa dari Calcutta dari seluruh perjalanan hidupnya bisa kita lihat kebahagian bagi dia adalah ketika orang miskin, orang tidak berdaya, tersenyum. Artinya kebahagian itu lahir dari kesederhanaan, kebahagian itu lahir dari momen momen kecil.

Sekarang kita harus apa? Yang perlu dilakukan sekarang adalah menghentikan pencarian itu. Alih-alih bertanya bagaimana cara hidup bahagia?., tanyakanlah bagaimana saya bisa hidup dengan penuh makna hari ini? Fokus pada proses, fokus pada makna dari setiap jejak langkah., bukan fokus pada tujuan akhir. Kebahagian sejati adalah melepaskan pencarian itu. Sebab, pada akhirnya, kebahagian itu bukan tujuan melainkan proses. Artinya ketika proses itu dimaknai, disana ada kebahagian dan hal itu yang menghantar kepada tujuan akhir. Karena hidup itu bukan tentang besok, tetapi tentang hari ini., karena kita tidak tahu waktu besok akan ada bersama kita atau tidak.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mencari Kebahagian Adalah Sumber Penderitaan

No comments:

Post a Comment

Trending Now

Iklan