Iklan

Ini Penjelasan Singkat Mengenai Makna Hari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci Dan Minggu Raya Dalam Gereja Katolik

Redaksi
Tuesday, 21 June 2022 | June 21, 2022 WIB Last Updated 2022-08-26T13:59:30Z
 
Ini Penjelasan Singkat Mengenai Makna Hari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci Dan Minggu Raya Dalam Gereja Katolik

Teras Inspirasi- Dalam iman Kristiani, Yesus Kristus menjadi satu-satunya pengantara tunggal antara Allah dengan manusia. Karena itu untuk memperoleh keselamatan harus melalui Yesus Kristus. Manusia sejatinya makhluk berdosa, karena berdosa manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Dalam hal ini Yesus Kristus yang adalah sungguh Allah dan sungguh manusia menjadi juru selamat manusia. Inti iman umat kristiani ialah percaya akan Yesus Kristus dan penebusan dosa serta keselamatan manusia oleh karena kebangkitan-Nya. Kristus telah menebus dosa manusia sekali untuk selama-lamanya melalui penderitaan, wafat dan kebangkitan-Nya. Paskah adalah sebuah peristiwa iman untuk mengenang karya keselamatan Kristus dan penebusan dosa manusia. Beberapa hari besar saat masa Paskah (pekan suci): Minggu Palma, Kamis Putih, Jumaat Agung, Sabtu Suci, dan Minggu Raya.

 
Pertama, Minggu Palma menjadi pintu masuk permenungan Gereja akan kisah karya Keselamatan Kristus. Bacaan Injil saat Minggu palma mengisahkan tentang Yesus dan para murid memasuki Yerusalem. Dikisahkan bahwa Yesus berangkat dengan menunggangi keledai. Saat memasuki kota,murid-murid Yesus bersukaria dan bersorak-sorai; "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang Maha Tinggi!".
Sikap Yesus yang lebih memilih menunggangi keledai saat memasuki kota Yerusalem adalah bentuk nyata dari kerendahan hati Allah. Yesus Sang Raja agung menampilkan diri sebagai seorang sederhana. Ia tidak peduli dengan klaim orang tentang diri-Nya. Dengan cara itu Yesus mengajarkan sebuah kesejatian keteladanan. Bahwa raja yang sesungguhnya adalah seorang yang mau melayani, hidup sederhana, dan tidak mengunggulkan sanjungan dan sembah. Dari perayaan iman yang dirayakan pada hari minggu palma saya merefleksikan bahwa Yesus Kristus Sang Raja Agung adalah model kerendahan hati. Model keteladanan sebagaimana telah dilakukan Kristus layak dan seharusnya menjadi cara hidup umat kristiani juga.
Dari Yesus saya belajar tentang kesederhanaan hidup. Menjadi pemimpin berarti siap untuk menjadi pelayan bagi banyak orang sama seperti yang dilakukan Yesus. Bahkan puncak dari pelayanan dan pengabdian Yesus ialah menyerahkan diri, dikorbankan demi keselamatan semua manusia. Lantas, apakah saya juga bersedia dengan rela hati menolong sesame yang membutuhkan?  
Kedua, Bagi umat kristiani (Katolik), perayaan iman yang dirayakan saat Kamis Putih ialah tindakan mengenang kembali peristiwa perjamuan malam terakhir yang dilakukan Yesus bersama murid-murid-Nya. Injil yang dibacakan saat Kamis Putih ini, yakni Yoh. 13:1-15. Injil mengiasakan tentang bagaimana Yesus menunjukan sikap keteladanan-Nya dengan membasuh kaki murid-murid-Nya. Yesus menegaskan kepada para murid-Nya untuk saling membasuh kaki, saling melayani. Disini Yesus yang sebagai Raja ingin menunjukan bahwa sebagai seorang raja/pemimpin harus menjadi rendah hati dan bisa menjadi hamba dan pelayan. Disisni yang dimaksud menjadi hamba adalah  penghambaan diri terhadap Tuhan dan kesejahteraan sesama manusia. Selain itu, Yesus sendiri mengajarkan tentang mencintai dan mengasihi.
Berbicara mengenai mencintai dan mengasihi tidak menjadi hal yang asing lagi bagi kita. Akan tetapi dalam proses aktualisasi mencintasi dan mengasihi sesama membutuhkan komitmen dan kesungguhan. Dengan menghidupi sikap Yesus yang demikian saya eksistensi saya sebagai seorang kristiani bukan sekedar tempelan tanda lahiriah tetapi dihidupi dalam hidup sehari-hari. Dengan pengalaman yang saya dapatkan dalam perayaan Kamis Putih ini, saya akan menjadikan Yesus sebagai contoh dalam hidup untuk mencitai dan mengasihi semua orang tanpa harus memandang latar belakang, dari mana asalnya dan apa agamanya.
Ketiga, Pada hari ini umat Katolik memperingati tindakan kasih Allah yang paling agung dalam sejarah, yaitu penebusan dosa manusia agar manusia memperoleh kembali jaminan keselamatan akibat kemahan dosa melalui kematian Yesus Kristus di Kayu Salib. Kristus yang adalah Tuhan telah memberi teladan, Ia memikul Salib dan bahkan hingga wafat di Salib. Puncak dari penderitaan Kristus yang memikul salib dan bahkan mati di salib ialah kebangkitan-Nya.
Lantas, apakah yang dapat saya refleksikan dari peristiwa iman yang dirayakan pada hari jumat agung? Pada hari ini Gereja universal melaksanan ibadat penghormatan kepada Kristus yang wafat di salib. Dalam refleksi saya, amat mengagumkan keputusan Yesus untuk bersedia melewati prosesi jalan salib, disiksa, dicemooh, dicambuki, dan disalibkan. Yesus melewati suatu hukuman yang paling keci, hina. Namun dari situlah Yesus menunjukkan kemahakuasan-Nya, yakni penebusan dosa manusia. Penderitaan dan kematian-Nya menjadi silih atas dosa manusia. Dengan salib, manusia memperoleh jaminan keselamatan Allah, sebab Allah telah menganugerahi Putra-Nya Yesus Kristus sebagai Raja agung. Ia telahmengalahkan maut agar manusia damai dengan keselamatan. Tujuan peziarahan manusia ialah keselamatan, bahagia, sukacita. Alangkah indahnya melalui Yesus Krstus Allah meberikan keselamatan dan kebahagiaan surgawi.
Keempat, Sabtu suci menjadi akhir dari dari lingkaran trihari suci (kamis, jumat, sabtu). Lebih tepatnya hari sabtu sebagai vigillia, berjaga-jaga. Berjaga atas apa? Berjaga-jaga menantikan kebakitan Kristus yang dirayakan pada hari minggu besoknya. Bacaan-bacaan Kitab Suci yang dibacakan hari ini mengisahkan tentang penciptaan bumi serta isinya dan sejarah tindakan penyelamatan Allah kepada manusia. Poinnya ialah, dunia yang kita tempati ini tidak ada begitu saja, melainkan diciptakan oleh Allah. Allah sebagai pencipta juga turut menyertai perjalanan ciptaan-Nya. Allah juga hadir dalam peziarahan manusia. Hingga akhirnya, melalui Kristus Allah benar-benar hadir secara fisik di dunia dengan menyamakan Diri-Nya dengan manusia. Hidup sama seperti manusia. Melalui Kristus umat kristiani mengenal siapa itu Allah. Allah adalah Dia yang setia menuntun seluruh ciptaan menjadi semakin lebih baik. Bahkan Allah mau agar semua manusia memperoleh keselamatan. Apa yang diwartakan Yesus semasa karyanya adalah pewartaan tentang Kerajaan Allah dan pertobatan manusia.
Kelima. Peristiwa iman yang dirayakan Gereja hari ini (minggu raya) menjadi inti pokok iman akan Kristus yakni kebangkitan. Sengsara, salib dan kematian Kristus bukanlah akhir. Hal yang jauh lebih mulia ialah kebangkitan-Nya dari kematian. Melalui kebangkitan-Nya, Yesus menunjukkan bahwa Ia sejatinya adalah Anak Allah, Dia benar-benar “jalan, kebenaran dan hidup” sebagaimana disabdakannya semasa hidup dan karya-Nya. Bagi saya, kebangkitan Kristus memberikan nuansa pemahaman baru bahwa penderitaan dan kematian manusia di dunia ini bukanlah akhir dari segalanya. Sebab Kristus telah membukakan pintu gerbang keselamatan dan kembangkitan bagi kematian abadi.
 
By: Patrini N. Sinar
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ini Penjelasan Singkat Mengenai Makna Hari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci Dan Minggu Raya Dalam Gereja Katolik

3 comments:

  1. Tuhan Yesus Maha Mulia 🤗🙏
    Sukse untuk penulis 🤝

    ReplyDelete
  2. Amin, Tuhan memberkati 🙏😊

    ReplyDelete

Trending Now

Iklan