Teras Inspirasi- Dalam
iman Kristiani, Yesus Kristus menjadi satu-satunya pengantara tunggal antara
Allah dengan manusia. Karena itu untuk memperoleh keselamatan harus melalui
Yesus Kristus. Manusia sejatinya makhluk berdosa, karena berdosa manusia tidak
bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Dalam hal ini Yesus Kristus yang adalah
sungguh Allah dan sungguh manusia menjadi juru selamat manusia. Inti iman umat
kristiani ialah percaya akan Yesus Kristus dan penebusan dosa serta keselamatan
manusia oleh karena kebangkitan-Nya. Kristus telah menebus dosa manusia sekali
untuk selama-lamanya melalui penderitaan, wafat dan kebangkitan-Nya. Paskah
adalah sebuah peristiwa iman untuk mengenang karya keselamatan Kristus dan
penebusan dosa manusia. Beberapa hari besar saat masa Paskah (pekan suci):
Minggu Palma, Kamis Putih, Jumaat Agung, Sabtu Suci, dan Minggu Raya.
Pertama, Minggu Palma menjadi
pintu masuk permenungan Gereja akan kisah karya Keselamatan Kristus. Bacaan
Injil saat Minggu palma mengisahkan
tentang Yesus dan para murid memasuki Yerusalem. Dikisahkan bahwa Yesus
berangkat dengan menunggangi keledai. Saat memasuki kota,murid-murid Yesus
bersukaria dan bersorak-sorai; "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja
dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang Maha Tinggi!".
Sikap Yesus yang
lebih memilih menunggangi keledai saat memasuki kota Yerusalem adalah bentuk
nyata dari kerendahan hati Allah. Yesus Sang Raja agung menampilkan diri
sebagai seorang sederhana. Ia tidak peduli dengan klaim orang tentang diri-Nya.
Dengan cara itu Yesus mengajarkan sebuah kesejatian keteladanan. Bahwa raja
yang sesungguhnya adalah seorang yang mau melayani, hidup sederhana, dan tidak
mengunggulkan sanjungan dan sembah. Dari perayaan iman yang dirayakan pada hari
minggu palma saya merefleksikan bahwa Yesus Kristus Sang Raja Agung adalah
model kerendahan hati. Model keteladanan sebagaimana telah dilakukan Kristus
layak dan seharusnya menjadi cara hidup umat kristiani juga.
Dari Yesus saya
belajar tentang kesederhanaan hidup. Menjadi pemimpin berarti siap untuk
menjadi pelayan bagi banyak orang sama seperti yang dilakukan Yesus. Bahkan
puncak dari pelayanan dan pengabdian Yesus ialah menyerahkan diri, dikorbankan
demi keselamatan semua manusia. Lantas, apakah saya juga bersedia dengan rela
hati menolong sesame yang membutuhkan?
Kedua,
Bagi umat kristiani (Katolik), perayaan iman yang dirayakan saat Kamis Putih ialah
tindakan mengenang kembali peristiwa perjamuan malam terakhir yang dilakukan
Yesus bersama murid-murid-Nya. Injil yang dibacakan saat Kamis Putih ini, yakni
Yoh. 13:1-15. Injil mengiasakan tentang bagaimana Yesus menunjukan sikap
keteladanan-Nya dengan membasuh kaki murid-murid-Nya. Yesus menegaskan kepada
para murid-Nya untuk saling membasuh kaki, saling melayani. Disini Yesus yang
sebagai Raja ingin menunjukan bahwa sebagai seorang raja/pemimpin harus menjadi
rendah hati dan bisa menjadi hamba dan pelayan. Disisni yang dimaksud menjadi
hamba adalah penghambaan diri terhadap
Tuhan dan kesejahteraan sesama manusia. Selain itu, Yesus sendiri mengajarkan
tentang mencintai dan mengasihi.
Baca
Juga: Berharap Seperti Kemarin
Berbicara
mengenai mencintai dan mengasihi tidak menjadi hal yang asing lagi bagi kita.
Akan tetapi dalam proses aktualisasi mencintasi dan mengasihi sesama membutuhkan
komitmen dan kesungguhan. Dengan menghidupi sikap Yesus yang demikian saya
eksistensi saya sebagai seorang kristiani bukan sekedar tempelan tanda lahiriah
tetapi dihidupi dalam hidup sehari-hari. Dengan pengalaman yang saya dapatkan
dalam perayaan Kamis Putih ini, saya akan menjadikan Yesus sebagai contoh dalam
hidup untuk mencitai dan mengasihi semua orang tanpa harus memandang latar
belakang, dari mana asalnya dan apa agamanya.
Ketiga,
Pada hari ini umat Katolik memperingati tindakan kasih Allah yang paling agung
dalam sejarah, yaitu penebusan dosa manusia agar manusia memperoleh kembali jaminan
keselamatan akibat kemahan dosa melalui kematian Yesus Kristus di Kayu Salib. Kristus
yang adalah Tuhan telah memberi teladan, Ia memikul Salib dan bahkan hingga
wafat di Salib. Puncak dari penderitaan Kristus yang memikul salib dan bahkan
mati di salib ialah kebangkitan-Nya.
Lantas,
apakah yang dapat saya refleksikan dari peristiwa iman yang dirayakan pada hari
jumat agung? Pada hari ini Gereja universal melaksanan ibadat penghormatan
kepada Kristus yang wafat di salib. Dalam refleksi saya, amat mengagumkan
keputusan Yesus untuk bersedia melewati prosesi jalan salib, disiksa, dicemooh,
dicambuki, dan disalibkan. Yesus melewati suatu hukuman yang paling keci, hina.
Namun dari situlah Yesus menunjukkan kemahakuasan-Nya, yakni penebusan dosa
manusia. Penderitaan dan kematian-Nya menjadi silih atas dosa manusia. Dengan
salib, manusia memperoleh jaminan keselamatan Allah, sebab Allah telah
menganugerahi Putra-Nya Yesus Kristus sebagai Raja agung. Ia telahmengalahkan
maut agar manusia damai dengan keselamatan. Tujuan peziarahan manusia ialah
keselamatan, bahagia, sukacita. Alangkah indahnya melalui Yesus Krstus Allah
meberikan keselamatan dan kebahagiaan surgawi.
Baca Juga: AkuMasih Mencurigakan Dirimu
Keempat,
Sabtu suci menjadi akhir dari dari lingkaran trihari suci (kamis, jumat,
sabtu). Lebih tepatnya hari sabtu sebagai vigillia,
berjaga-jaga. Berjaga atas apa? Berjaga-jaga menantikan kebakitan Kristus yang
dirayakan pada hari minggu besoknya. Bacaan-bacaan Kitab Suci yang dibacakan
hari ini mengisahkan tentang penciptaan bumi serta isinya dan sejarah tindakan
penyelamatan Allah kepada manusia. Poinnya ialah, dunia yang kita tempati ini
tidak ada begitu saja, melainkan diciptakan oleh Allah. Allah sebagai pencipta
juga turut menyertai perjalanan ciptaan-Nya. Allah juga hadir dalam peziarahan
manusia. Hingga akhirnya, melalui Kristus Allah benar-benar hadir secara fisik
di dunia dengan menyamakan Diri-Nya dengan manusia. Hidup sama seperti manusia.
Melalui Kristus umat kristiani mengenal siapa itu Allah. Allah adalah Dia yang
setia menuntun seluruh ciptaan menjadi semakin lebih baik. Bahkan Allah mau
agar semua manusia memperoleh keselamatan. Apa yang diwartakan Yesus semasa
karyanya adalah pewartaan tentang Kerajaan Allah dan pertobatan manusia.
Kelima.
Peristiwa iman yang dirayakan Gereja hari ini (minggu raya) menjadi inti pokok
iman akan Kristus yakni kebangkitan. Sengsara, salib dan kematian Kristus
bukanlah akhir. Hal yang jauh lebih mulia ialah kebangkitan-Nya dari kematian.
Melalui kebangkitan-Nya, Yesus menunjukkan bahwa Ia sejatinya adalah Anak
Allah, Dia benar-benar “jalan, kebenaran dan hidup” sebagaimana disabdakannya
semasa hidup dan karya-Nya. Bagi saya, kebangkitan Kristus memberikan nuansa
pemahaman baru bahwa penderitaan dan kematian manusia di dunia ini bukanlah
akhir dari segalanya. Sebab Kristus telah membukakan pintu gerbang keselamatan
dan kembangkitan bagi kematian abadi.
By: Patrini N. Sinar
Tuhan Yesus Maha Mulia 🤗🙏
ReplyDeleteSukse untuk penulis 🤝
Amin, Tuhan memberkati 🙏😊
ReplyDeleteTerimaksih untuk penjelasannya
ReplyDelete